Jakarta, Bidik-kasusnews.com – Aksi unjuk rasa besar-besaran yang digelar ribuan massa di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, pada Senin (25/8) berakhir ricuh. Demonstrasi yang dipelopori berbagai elemen masyarakat—mulai dari mahasiswa, buruh, hingga pengemudi ojek daring—menyuarakan penolakan terhadap kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPR yang disebut mencapai lebih dari Rp100 juta per bulan.(26/8/2025)
Kericuhan pecah sekitar pukul 12.45 WIB, ketika aparat kepolisian melepaskan tembakan gas air mata dan water cannon untuk membubarkan massa yang bertahan di depan halaman utama DPR. Aksi saling dorong tidak terhindarkan, bahkan sejumlah demonstran melemparkan botol plastik sebagai bentuk perlawanan.
Sekitar pukul 14.00 WIB, bentrokan kembali terjadi di pintu belakang DPR. Massa berusaha merangsek masuk dengan melempar batu ke arah pos pengamanan, hingga memicu pembakaran sepeda motor. Polisi merespons dengan menembakkan gas air mata secara berulang.
Pantauan di lapangan menunjukkan aparat Brimob setidaknya menembakkan gas air mata lebih dari lima kali dalam rentang setengah jam. Massa kemudian mundur ke arah Stasiun Palmerah, Gelora Bung Karno (GBK), dan Senayan Park. Di lokasi ini, banyak demonstran mengalami iritasi mata, sesak napas, hingga panik akibat paparan gas air mata.
“Pak, yang ditembak harus anggota DPR, bukan kami!” teriak salah satu demonstran di tengah kepulan asap gas.
Beberapa peserta aksi menyuarakan langsung alasan mereka turun ke jalan.
- Danar, seorang mahasiswa, menyebut dirinya hadir tanpa membawa atribut kampus. “Saya tidak bisa terima ketika rakyat banyak kena PHK, sementara DPR mendapat gaji ratusan juta,” ujarnya.
- Alfin, pengemudi ojek daring, menambahkan, “Kami susah mencari uang harian, tapi DPR bisa hidup mewah. Kalau seperti ini, lebih baik DPR dibubarkan.”
- Rahmini, buruh pabrik yang ikut berdemo meski harus bolos kerja, menyatakan, “Kami sudah lama merasakan ketidakadilan. DPR tidak lagi mewakili rakyat.”
Aksi yang diorganisir oleh kelompok Revolusi Rakyat Indonesia ini menjadi viral di media sosial dan menuai beragam reaksi publik.
Ketua DPR RI Puan Maharani merespons dengan imbauan agar penyampaian aspirasi dilakukan dengan tertib dan saling menghormati. Ia berjanji DPR akan menampung masukan masyarakat demi perbaikan kinerja lembaga. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPR Aria Bima mengingatkan aparat keamanan untuk lebih mengedepankan pendekatan persuasif agar situasi tidak semakin memanas.
Dari data sementara, sedikitnya dua orang demonstran terluka, salah satunya akibat lemparan batu yang mengenai kepala. Korban telah mendapat perawatan medis dengan bantuan TNI dan tim relawan kesehatan.
Hingga sore hari, aparat kepolisian masih berjaga ketat di sekitar komplek DPR untuk mengantisipasi adanya gelombang massa susulan.(Agus)