JATENG:Bidik-Kasusnews.com
Semarang, 3 Juni 2025 — Operasi Aman Candi 2025 yang digelar oleh Kepolisian Daerah Jawa Tengah selama hampir tiga pekan resmi berakhir. Operasi ini mencatat hasil signifikan dengan 711 kasus premanisme berhasil diungkap dan 916 tersangka diamankan. Polda Jateng menegaskan, meskipun operasi berakhir, upaya pemberantasan premanisme akan terus berlanjut.
Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Latif Usman, mengungkapkan dalam konferensi pers di Gedung Borobudur, Mapolda Jateng, bahwa operasi ini dilakukan secara masif sejak 12 hingga 31 Mei 2025. “Premanisme bukan hanya meresahkan masyarakat, tetapi juga menjadi penghambat bagi iklim investasi dan pembangunan daerah. Oleh karena itu, penindakan ini menjadi langkah strategis,” ujarnya.
Dari total kasus yang ditangani, 184 di antaranya merupakan Target Operasi (TO), sementara 517 lainnya merupakan kasus Non-TO. Sebanyak 276 kasus langsung diproses melalui penyidikan, sedangkan 435 kasus dilakukan pembinaan terhadap para pelaku.
Para tersangka yang diamankan terdiri dari 888 laki-laki dan 28 perempuan. Barang bukti yang berhasil disita mencakup 23 kendaraan roda empat, 65 sepeda motor, 59 telepon genggam, serta 100 senjata tajam. Selain itu, penyidik juga mengidentifikasi keterlibatan 11 organisasi masyarakat (ormas) dalam sejumlah kasus.
Beberapa kasus menonjol yang berhasil dibongkar di antaranya:
Premanisme berkedok wartawan di Hotel Alam Indah Gombel, Semarang, dengan kerugian Rp12 juta.
Pengrusakan fasilitas PT KAI oleh oknum anggota ormas.
Tawuran gangster perempuan yang sempat viral di Jalan Kokrosono, Semarang.
Dugaan penipuan oleh seorang ketua ormas dan istrinya di Blora, dengan kerugian ratusan juta rupiah.
“Meski operasi ini telah selesai, tindakan tegas terhadap segala bentuk premanisme akan terus kami lakukan. Ini adalah komitmen jangka panjang untuk menciptakan ruang publik yang aman dan kondusif,” tegas Wakapolda.
Lebih lanjut, Polda Jateng akan tetap melaksanakan langkah-langkah lanjutan, seperti patroli rutin, penjagaan di lokasi rawan, pengawalan, serta edukasi kepada masyarakat. Penekanan juga diberikan pada kerja sama dengan pemerintah daerah, instansi terkait, dan partisipasi aktif warga.
“Jika masyarakat masih menemui praktik premanisme, jangan ragu untuk segera melaporkan. Dukungan dari masyarakat adalah kunci keberhasilan kami dalam menjaga keamanan Jawa Tengah,” tutup Brigjen Latif.(Wely-jateng)
Sumber:humas Polda jateng