JATENG:Bidik-kasusnews com
Jepara — 9-juli-2025-Seorang bayi perempuan asal Desa Wanusobo, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, meninggal dunia usai menjalani imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus) di posyandu desa. Keluarga korban berharap ada kejelasan atas prosedur imunisasi yang dijalankan petugas kesehatan.
Bayi tersebut merupakan anak pertama dari pasangan Maulidifa Muhammad Kenangkan (26) dan Reza Meutia Agustina (20). Bayi lahir pada 12 April 2025 dan menerima imunisasi DPT pada 12 Juni 2025 oleh bidan desa setempat.
“Imunisasi disuntikkan di paha kaki sebelah kiri bayi. Kami diedukasi jika setelah imunisasi ada efek panas 2-3 hari dianjurkan minum obat pereda panas. Jika bengkak dikompres saja,” ujar Difa, seperti dikutip dari Metrotvnews, Rabu (9/7/2025).
Namun sehari kemudian, bayi mengalami demam dan menolak minum obat. Karena merasa kondisi tersebut masih dalam batas normal efek imunisasi, Difa menunggu tiga hari hingga demam mereda. Akan tetapi, kondisi bayi memburuk di malam hari ke-14 setelah imunisasi.
“Anak saat tengah malam melek lihat atas dan tidak mau bersuara, dan tangan dingin,” ujar Difa. Ia kemudian membawa bayinya ke dokter, dan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, ditemukan infeksi dan dehidrasi berat.
Bayi kemudian dirujuk ke rumah sakit dan mendapat perawatan intensif, namun kondisinya semakin memburuk hingga mengalami kejang-kejang. Pada 29 Juni 2025, bayi dinyatakan meninggal dunia.
Meski telah kehilangan buah hati, pasangan Difa dan Meutia tidak akan menuntut pihak manapun. Namun mereka berharap ada peninjauan terhadap prosedur imunisasi di tingkat desa, khususnya terkait pemeriksaan kesehatan sebelum penyuntikan.
“Kami sangat terpukul atas kepergian anak pertama kami. Kami pun mempertanyakan bagaimana prosedur selama imunisasi karena pas imunisasi bayi tidak dicek suhu,” lanjut Difa, sebagaimana dilansir dari Metrotvnews 9/7/2025.
Pasangan ini juga berharap agar tidak ada lagi kasus serupa terjadi dan meminta adanya pendampingan penuh dari petugas medis setelah imunisasi, demi menjamin keselamatan bayi.(Wely-jateng)