Jakarta, Bidik-kasusnews.com – Gelombang unjuk rasa yang berlangsung sejak Senin lalu hingga hari ini kembali memanas di sejumlah titik di Jakarta. Massa dari berbagai elemen, mulai dari buruh, mahasiswa, hingga pelajar asal Jabodetabek, turun ke jalan menyuarakan aspirasi. Namun, aksi tersebut berujung ricuh dengan insiden pembakaran fasilitas umum, perusakan, hingga penjarahan toko.
Kericuhan ini menuai kecaman dari tokoh masyarakat Madura yang tergabung dalam Madas Nusantara. Panglima Brikom Madas Nusantara Andi Wijiono, bersama Wakil I Imam Sunaryo dan Wakil II Husni Tamrin, menilai tindakan anarkis tersebut jauh dari budaya Indonesia yang menjunjung tinggi persatuan dan musyawarah.
“Budaya Indonesia sejatinya tidak identik dengan kericuhan. Aksi massa yang awalnya fokus pada tuntutan rakyat justru dibelokkan oleh oknum tertentu hingga berujung bentrok antar sesama anak bangsa,” tegas Andi Wijiono dalam pernyataannya, Jumat (30/8).
Lebih jauh, pihaknya juga menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online (ojol) yang menjadi korban dalam aksi tersebut.
“Kami berharap tidak ada lagi chaos, rusuh, atau aksi anarkis yang menyakiti sesama. Perbedaan pendapat harus disalurkan dengan cara damai, bukan dengan kekerasan,” tambahnya.
Madas Nusantara menegaskan bahwa aksi unjuk rasa seharusnya menjadi wadah menyampaikan aspirasi rakyat, bukan ajang perpecahan maupun tindak kriminal. Mereka menyerukan semua pihak untuk menjaga kondusifitas dan tidak mudah terprovokasi.(Agus)