SUKABUMI-BIDIK-KASUSNEWS.COM- Tersasar saat berwisata biasanya dianggap pengalaman menyulitkan. Namun, di jalur menuju Kawah Ratu, Gunung Salak, Desa Cidahu Kecamatan Cidahu, banyak wisatawan justru menemukan cerita berbeda.
Salah jalan ke perkampungan warga malah membuat perjalanan mereka lebih berkesan sekaligus membawa berkah bagi masyarakat setempat.
Di sebuah kampung di kaki Gunung Salak, jalan yang dulunya sepi kini ramai oleh pendatang. Wisatawan yang mengendarai sepeda motor maupun mobil kerap kebingungan ketika jalur bercabang tanpa petunjuk arah jelas. Tak sedikit yang akhirnya berhenti dan bertanya kepada warga.
“Awalnya saya sempat panik karena Google Maps membawa kami ke jalan kecil, padahal niatnya mau ke Kawah Ratu. Tapi ternyata warga di sini ramah-ramah, langsung ditunjukkan jalur yang benar, bahkan ada yang menawarkan ojeg untuk mengantar,” ujar Islaeni (29), wisatawan asal Jakarta, Minggu (7/9/2025).
Bagi mereka yang sudah lelah berkendara di jalan berbatu, keberadaan ojeg pegunungan menjadi penyelamat. Tarif yang terjangkau membuat banyak pendatang memilih jasa ini ketimbang memaksa mobilnya melaju di jalur terjal.
“Saya merasa terbantu sekali. Sopir ojeg di sini hafal jalur, jadi perjalanan lebih cepat dan aman. Sambil jalan juga mereka banyak cerita tentang sejarah kampung dan Gunung Salak. Rasanya seperti dapat bonus pengalaman lokal,” kata Deni, wisatawan lain.
Berkah “tersasar” ini juga membuka peluang ekonomi baru. Warga membuka warung kecil yang menyediakan kopi panas, teh manis, mie instan, hingga gorengan untuk wisatawan yang singgah. Ada pula yang menawarkan penitipan kendaraan sederhana.
“Kalau tamu mampir, biasanya beli dulu sekadar minum. Jadi meski awalnya salah jalan, mereka tetap merasa disambut. Kami pun dapat tambahan penghasilan,” tutur Icoh (40), pemilik warung di jalur desa.
Kini suasana kampung terasa lebih hidup. Anak-anak muda desa aktif menjadi pemandu dadakan, sementara orang tua mengelola warung. Dari yang awalnya hanya mengandalkan hasil kebun, kini warga punya pemasukan tambahan dari arus wisata.
Pemerintah desa menyambut positif fenomena ini, meski tetap mengingatkan soal keselamatan. “Kita apresiasi kreativitas warga, tapi tetap harus menjaga aturan dan keamanan wisatawan. Ke depan, jalur desa akan diberi rambu supaya lebih tertata,” ujar seorang perangkat desa.
Bagi wisatawan, salah jalan ke perkampungan bukan lagi dianggap kesialan. Justru di sanalah mereka menemukan keramahan warga, sekaligus pengalaman otentik yang sulit didapat di tempat lain. Sementara bagi masyarakat pegunungan, kehadiran para pendatang menjadi pintu rezeki baru yang menggerakkan roda ekonomi. (Reno)