SUKABUMI, BIDIK-KASUSNEWS.COM – Tragedi pengeroyokan yang menewaskan Suherlan alias Samson di Simpenan, Kabupaten Sukabumi, meninggalkan dampak lebih dalam bagi keluarganya. Firli, adik korban, kini mengaku menjadi korban intimidasi oleh salah satu pelaku yang berstatus tahanan kota.
Firli menceritakan pengalamannya dihina dan diusir saat menggunakan WC umum di lingkungan tempat tinggalnya. “Saya hanya ingin hidup tenang, tapi intimidasi terus berlanjut,” kata Firli, yang kini tinggal sementara di rumah warga di Palabuhanratu untuk menghindari tekanan lebih lanjut.
Firli mengungkapkan bahwa ia merasa tertekan dan tak bisa lagi menggunakan fasilitas umum di sekitar rumahnya akibat perilaku pelaku yang terus mengancam.
Kuasa hukum keluarga korban, Tusyana Priyatin, SH., mengecam keras tindakan intimidasi ini dan menyebutnya sebagai bentuk ketidakadilan.
Ia menegaskan akan mengajukan citizen lawsuit untuk menuntut keadilan bagi keluarga korban. Meski berkas perkara sudah berada di kejaksaan, Tusyana menilai status tahanan kota bagi pelaku sangat tidak pantas. “Kasus ini sudah masuk tahap dua, namun pelaku masih bebas melakukan tekanan kepada keluarga korban,” tegas Tusyana dengan nada geram.
Selain itu, keluarga korban juga melaporkan bahwa mereka belum mendapatkan bantuan atau perhatian dari pemerintah setempat. Firli mengungkapkan bahwa mereka tidak mendapat dukungan fasilitas dasar, bahkan untuk menggunakan WC umum saja sudah menjadi masalah.
“Kami tidak pernah mendapat bantuan apa pun, bahkan fasilitas yang paling dasar pun kami kesulitan,” ujar Firli.
Sementara itu, Kepala Desa Cidadap mengonfirmasi bahwa pihak desa mengetahui perkembangan kasus ini dan telah melaporkan pelaku yang kini berstatus tahanan kota.
Namun, saat ditanya mengenai pengusiran keluarga korban, Kades mengatakan masih belum mendapatkan informasi lebih lanjut. “Kami tahu kasus ini terus berlanjut, tetapi untuk pengusiran keluarga korban, kami belum dapat kabar pasti,” ujarnya.
Dicky