JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 24 Juli 2025 — Ada yang istimewa pagi ini di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Jepara. Di tengah keseharian yang penuh rutinitas, suasana terlihat berbeda saat seluruh pegawai dan warga binaan berkumpul di lapangan untuk mengikuti apel pagi bersama. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Rutan dan menjadi bagian dari langkah pembinaan yang mengedepankan nilai-nilai kedisiplinan dan nasionalisme. Apel bersama ini menjadi momentum penting menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam arahannya, Kepala Rutan mengajak seluruh warga binaan untuk memaknai kemerdekaan sebagai kesempatan kedua dalam hidup, yakni memperbaiki diri dan bersiap kembali ke tengah masyarakat. > “Kemerdekaan bukan hanya milik mereka yang bebas di luar, tetapi juga harus dihayati oleh warga binaan di dalam dengan menunjukkan sikap positif dan semangat perubahan,” ujarnya. Ia juga menyampaikan bahwa dalam waktu dekat, rutan akan menyalurkan remisi dasawarsa kepada warga binaan yang telah memenuhi syarat administratif maupun substantif. Remisi ini bukanlah hak mutlak, tetapi penghargaan atas perilaku baik dan kesungguhan dalam mengikuti program pembinaan. Tak hanya itu, berbagai kegiatan telah dipersiapkan untuk menyemarakkan hari kemerdekaan, seperti lomba-lomba bernuansa kebangsaan, pertunjukan seni, hingga upacara bendera pada 17 Agustus mendatang. Seluruh kegiatan akan melibatkan warga binaan secara aktif, sebagai bentuk kebersamaan dan sarana menumbuhkan jiwa nasionalisme. Bagi banyak warga binaan, apel bersama pagi ini menjadi penyemangat tersendiri. Tidak hanya mendengar arahan, tetapi juga merasakan kehadiran dan perhatian langsung dari pimpinan serta pegawai rutan. Dengan kegiatan seperti ini, Rutan Jepara menunjukkan komitmennya untuk menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang lebih inklusif, bermakna, dan memberi harapan baru bagi setiap individu yang sedang menjalani masa pidana. (Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com JEPARA –24/juli/2025 Kepercayaan yang diberikan seorang warga berinisial CL kepada seorang oknum aparat penegak hukum di Polres Jepara, Bripka PB, berujung petaka. Bripka PB justru diduga menyalahgunakan kepercayaan itu untuk melakukan penipuan atau penggelapan dengan kerugian fantastis: lebih dari Rp216 juta dan sebuah iPhone 13 Pro Max. Merasa dipermainkan, CL menggandeng dua kuasa hukum, yakni Kusriyanto, SH, MH, dan Gusti Wahyu Saputro, SH, untuk melaporkan dugaan penipuan tersebut ke Propam Polda Jawa Tengah pada 27 Februari 2025. Laporan tersebut disertai dengan bukti-bukti kuat serta keterangan saksi. Namun hingga 9 Juli 2025, tenggat waktu yang telah disepakati sebelumnya, Bripka PB tak kunjung memberi kejelasan ataupun menyelesaikan persoalan. Tak ingin berlarut-larut, CL pun memutuskan melanjutkan perkara ini secara penuh ke jalur hukum. Sidang Disiplin Digelar, Ini Putusannya Kasus yang mengundang perhatian masyarakat ini akhirnya sampai ke meja sidang internal Polres Jepara. Bripka PB menjalani sidang disiplin pada Rabu, 23 Juli 2025 pukul 09.00 WIB. Kasi Humas Polres Jepara, AKP Dwi Prayitno, saat dikonfirmasi oleh Bidik-kasusnews pada Kamis (24/7/2025), membenarkan pelaksanaan sidang tersebut. Berikut adalah putusan sidang disiplin terhadap Bripka PB: Penundaan gaji berkala selama 1 tahun Penundaan kenaikan pangkat selama 1 periode Penempatan di tempat khusus (Patsus) selama 21 hari Sanksi ini dinilai sebagai bentuk teguran tegas terhadap anggota yang melanggar integritas sebagai abdi negara. Namun, banyak pihak menilai hukuman disiplin saja belum cukup untuk menebus kerugian yang dialami korban. Kapolres Jepara: Proses Pidana Jalan Terus Menanggapi kasus ini, Kapolres Jepara AKBP Erick Budi Santoso menegaskan bahwa proses disiplin tidak menghapus pertanggungjawaban secara hukum pidana. > “Prinsipnya, walaupun sudah dilaksanakan sidang disiplin ataupun kode etik, itu tidak menggugurkan pidananya. Proses pidana tetap berjalan,” tegasnya kepada Bidik-kasusnews, Rabu (23/7/2025). Pernyataan ini menjadi sinyal kuat bahwa Bripka PB masih harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum, bukan hanya secara etik, tetapi juga pidana.(Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 23 Juli 2025 — Semangat olahraga dan persatuan terasa hangat di Ruang Kerja Bupati Jepara ketika H. Witiarso Utomo (Mas Wiwit) secara resmi melepas kontingen atlet dari Jepara yang akan berlaga dalam ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII di Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebanyak 13 atlet pilihan dari Jepara akan bergabung bersama kontingen Provinsi Jawa Tengah untuk mengikuti kompetisi nasional yang berlangsung selama satu pekan penuh. Mereka berasal dari berbagai komunitas olahraga rekreasi seperti KOSTI (Komunitas Sepeda Tua Indonesia), POGTI (Persatuan Olahraga Gulat Tangan Indonesia), dan Indonesia Taekwondo Fun (ITF). Kegiatan pelepasan yang berlangsung penuh semangat itu turut dihadiri Kepala Disdikpora Jepara, Ali Hidayat, yang memberikan apresiasi tinggi atas semangat dan dedikasi para peserta. Menurutnya, FORNAS bukan sekadar panggung kompetisi, tetapi juga sarana mempererat persaudaraan lintas daerah melalui olahraga rekreasi yang menghibur dan membangun kebugaran. > “Mereka bukan hanya atlet, tapi juga duta budaya dan kebersamaan. Ini kesempatan untuk menunjukkan semangat Jepara dalam membangun koneksi sosial melalui olahraga,” ujar Ali Hidayat. Sementara itu, Bupati Mas Wiwit berpesan agar para kontingen selalu menjaga sikap sportif, menjunjung tinggi kebersamaan, dan membawa nama baik daerah. Ia menekankan bahwa prestasi bukan hanya soal medali, tetapi juga tentang kesan dan pengalaman yang ditinggalkan. > “Kita berharap kontingen Jepara tidak hanya membawa pulang prestasi, tapi juga memperkuat citra positif Jepara di mata peserta dari seluruh Indonesia. Jadilah teladan dalam semangat, disiplin, dan kekompakan,” kata Mas Wiwit. FORNAS VIII tahun ini diperkirakan akan diikuti oleh ribuan peserta dari berbagai provinsi. Ajang ini menjadi panggung utama bagi olahraga rekreasi Indonesia yang menyatukan unsur budaya, kesehatan, dan persahabatan dalam satu gerakan nasional. Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, kontingen Jepara diharapkan mampu mencetak prestasi sekaligus mempererat semangat integrasi nasional dalam balutan olahraga yang menyenangkan dan inklusif. (Wely-jateng) Sumber: Diskominfo jepara
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 23 Juli 2025 – Komitmen untuk membantu warga binaan kembali ke jalan yang lebih baik terus ditunjukkan oleh Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Jepara. Bekerja sama dengan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Al Ma’laa Grobogan, hari ini Rutan Jepara menggelar kegiatan screening dan assesmen terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang memiliki riwayat penyalahgunaan narkoba. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat ketergantungan WBP dan memberikan pendekatan rehabilitatif agar mereka dapat menjalani proses pemulihan secara optimal. Program ini juga menjadi bagian dari upaya preventif dan edukatif dalam mendukung gerakan anti-narkoba di lingkungan pemasyarakatan. Kepala Rutan Jepara, Renza Maisetyo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata kepedulian terhadap masa depan WBP. Ia menegaskan pentingnya menjauh dari pengaruh buruk narkoba dan membangun kesadaran untuk berubah. > “Kami tidak hanya ingin membina, tetapi juga memulihkan. Kami berharap para WBP dapat menjalani hidup yang lebih baik setelah bebas, dengan meninggalkan ketergantungan narkoba dan menjadi pribadi yang mandiri,” ujar Renza. Sementara itu, Ketua Yayasan IPWL Al Ma’laa Grobogan, Junaedi, mengajak para peserta untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin sebagai langkah awal memperbaiki diri. > “Setiap orang punya kesempatan untuk berubah. Jangan biarkan masa lalu menghancurkan masa depan. Rehabilitasi bukan akhir, tapi awal dari hidup yang lebih baik,” ucap Junaedi penuh semangat. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi penandatanganan formulir kontak pelayanan, screening oleh tim IPWL, serta dokumentasi foto bersama. Selama proses berlangsung, suasana terlihat kondusif dan penuh semangat perubahan dari para WBP yang mengikuti kegiatan dengan antusias. Dengan adanya kegiatan ini, Rutan Jepara berharap tidak hanya mampu menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba, tetapi juga membekali para WBP dengan kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat dan produktif setelah keluar dari rutan.(Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara – Upaya penguatan sistem pemasyarakatan yang transparan dan akuntabel terus dilakukan oleh Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Jepara. Pada Selasa (22/7/2025), Rutan Jepara menerima kunjungan resmi dari Hakim Pengawas dan Pengamat (Wasmat) Pengadilan Negeri Jepara sebagai bagian dari agenda pengawasan tahunan terhadap pelaksanaan putusan pengadilan terhadap warga binaan. Kunjungan tersebut dipimpin oleh salah satu hakim dari PN Jepara, dan diterima langsung oleh Kepala Rutan, Renza Maisetyo, didampingi Kepala Subseksi Pelayanan Tahanan, Yusri Arinaldy Asdira. Mereka memfasilitasi kegiatan wawancara terhadap 15 narapidana yang mewakili berbagai jenis kasus dan masa hukuman. Dalam kunjungan ini, hakim memeriksa secara langsung bagaimana pelaksanaan putusan pidana diterapkan di dalam Rutan, termasuk sejauh mana hak-hak narapidana dipenuhi dan proses pembinaan dijalankan secara benar. Kegiatan ini menjadi cermin dari sinergi antara lembaga peradilan dan pemasyarakatan dalam membangun sistem hukum yang kredibel. “Rutan bukan hanya pelaksana putusan pengadilan, tetapi juga garda terdepan dalam membina dan memanusiakan narapidana. Karena itu, pengawasan seperti ini penting sebagai bentuk pertanggungjawaban kami kepada publik,” kata Renza Maisetyo. Sementara itu, Hakim Wasmat dari PN Jepara menegaskan bahwa kunjungan ini bukan formalitas, melainkan bagian dari mekanisme checks and balances yang sah. “Kami ingin memastikan bahwa apa yang telah diputuskan oleh pengadilan benar-benar dijalankan secara profesional dan sesuai dengan prinsip keadilan,” ujarnya. Warga binaan pun diberi ruang untuk menyampaikan langsung pengalaman mereka, termasuk jika ada kendala dalam layanan, pembinaan, maupun pelaksanaan hak-hak dasar seperti kesehatan, makan, dan kunjungan keluarga. Kasubsi Pelayanan Tahanan, Yusri Arinaldy Asdira, menambahkan bahwa kunjungan seperti ini membantu internal Rutan dalam membenahi dan memperbaiki layanan secara menyeluruh. “Masukan langsung dari hakim menjadi referensi penting untuk kami dalam memperbaiki sistem secara berkala,” tuturnya. Rutan Jepara berkomitmen untuk terus terbuka terhadap pengawasan eksternal sebagai bagian dari budaya kerja yang profesional, terbuka, dan bertanggung jawab. Kegiatan pengawasan ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mendorong reformasi birokrasi di bidang hukum dan pemasyarakatan.(Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com KLATEN – Semangat membangun ekonomi kerakyatan bergelora di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Senin (21/7/2025). Ribuan kepala desa dan lurah dari seluruh penjuru Jawa Tengah berkumpul untuk menyambut peluncuran program besar: Kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) dan Koperasi Kabupaten/Kota Merah Putih (KKMP) yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Lebih dari 8.500 kepala desa dan lurah hadir secara langsung dalam acara nasional ini, sementara puluhan ribu lainnya mengikuti secara daring dari wilayah masing-masing. Mereka datang dengan harapan besar, membawa aspirasi warganya untuk bangkit dan mandiri secara ekonomi melalui koperasi. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, tampak hadir lebih awal di lokasi dan menyambut langsung rombongan kades-lurah dari 35 kabupaten/kota. Ia bahkan memilih berjalan kaki hampir satu kilometer bersama mereka sebagai simbol kebersamaan dan komitmen mendukung koperasi rakyat. > “Antusiasme ini bukti bahwa kepala desa dan lurah siap membawa desanya menuju kesejahteraan. Koperasi Merah Putih adalah tonggak penting,” ujar Luthfi. Untuk memastikan acara berjalan lancar, Pemprov Jateng menyiapkan fasilitas kesehatan, sarapan pagi, dan layanan darurat medis di sekitar lokasi. Gubernur juga meminta seluruh peserta menjaga ketertiban menjelang kedatangan Presiden Prabowo. Salah satu kades yang menunjukkan antusiasme tinggi adalah Herman Budi Hartanto, Kades Kertasari, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. Ia datang bersama rombongan 292 kades dan 5 lurah dari Brebes, berangkat sejak Minggu malam dan tiba di Klaten pukul 03.00 WIB. > “Kami sangat menunggu momentum ini. Semoga koperasi bisa jadi solusi persoalan desa, terutama soal pupuk, saprodi, dan pinjaman yang selama ini dikuasai tengkulak dan rentenir,” ujarnya. Senada dengan itu, Mulyatno, Kades Jetis, Kecamatan Klaten Selatan, menyambut baik peluncuran KDMP. Di desanya, koperasi akan difokuskan pada distribusi pupuk dan sarana produksi pertanian agar bisa langsung menyentuh kebutuhan petani. > “Ini adalah gerakan nyata membebaskan warga dari jeratan pinjaman online dan rentenir. Koperasi harus hadir sebagai lembaga yang kuat, terpercaya, dan solutif,” tegasnya. Peluncuran KDMP dan KKMP oleh Presiden Prabowo dijadwalkan berlangsung pada pukul 10.00 WIB. Acara ini menjadi penanda awal dari gerakan besar membangun ekonomi desa melalui koperasi yang dikelola langsung oleh warga desa dan kelurahan, di bawah pengawasan dan pendampingan pemerintah.(Wely-jateng) Sumber:jatengprov.go.id
JATENG;Bidik-kasusnews.com Jepara – Keresahan mulai terasa di tengah masyarakat Desa Sinanggul, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara. Aroma ketidakterbukaan dalam pengelolaan aset desa mulai dikeluhkan sejumlah warga, menyusul dugaan penyalahgunaan tanah kas desa oleh oknum perangkat desa. Kini, suara warga mulai berani muncul ke permukaan, menuntut kejelasan dan transparansi dari pemerintah desa. Sorotan utama tertuju pada bekas Lapangan Bola Desa Sinanggul, yang kini telah berubah wajah menjadi deretan kios dan ruko. Lokasi yang sebelumnya digunakan masyarakat untuk kegiatan olahraga itu kini menjadi pusat pertanyaan besar: atas dasar apa lapangan tersebut dibangun kios? “Saat ini sudah berdiri ruko-ruko di lapangan. Katanya untuk PAD, tapi tidak ada keterbukaan soal pendapatan dan peruntukannya. Kami khawatir ini hanya akal-akalan,” ujar salah satu warga RW 02 yang meminta namanya disamarkan, Senin (21/7/2025). Tak hanya soal lapangan, warga juga menyoroti tanah lambiran yang membentang di sepanjang Jalan KH Nawawi, yang kini dijadikan lahan sewa untuk kios dan gudang. Sistem bagi hasil yang digunakan—50% untuk Pemkab Jepara, 30% desa, dan 20% untuk lingkungan RT—dinilai janggal dan tidak tersosialisasi dengan baik. “Uang sewa bervariasi, tapi tidak jelas bagaimana pemanfaatannya untuk warga. Seharusnya tanah desa dimanfaatkan untuk kepentingan bersama, bukan jadi ladang bisnis yang keuntungannya tak jelas arah,” tambah warga lainnya. Menurut pengakuan beberapa warga dari RW I, mereka juga dikenakan sewa tanah dengan nominal antara Rp1,5 juta hingga Rp2,6 juta per tahun. Namun yang membuat miris, banyak warga yang tak tahu kemana dana tersebut mengalir. “Kalau memang benar PAD kita besar dari tanah-tanah itu, kenapa pembangunan desa biasa-biasa saja? Harusnya sudah banyak kemajuan,” ujar Ks, salah satu warga. Lebih menguatkan lagi, pernyataan dari tokoh masyarakat NA yang pernah terlibat dalam pembangunan lapangan tersebut pada era Bupati Jepara Soedikto (1976–1981). Ia menyebut lapangan yang kini sudah dipadati bangunan komersial itu awalnya adalah tanah dengan status Hak Pakai, bukan milik desa. “Nomor bidangnya 03661, luas 7.448 meter persegi. Kalau memang sekarang diklaim milik desa, ya tunjukkan bukti hukumnya. Jangan asal bangun,” tegasnya. Keresahan ini tidak hanya berhenti pada warga biasa. Tokoh agama setempat pun menyuarakan harapan serupa. Menurutnya, pemerintah desa harus menjunjung tinggi prinsip keterbukaan dan tanggung jawab publik. “Kalau pemerintah desa tidak transparan, kepercayaan warga bisa runtuh. Sudah saatnya semua dibuka, jangan ada yang ditutup-tutupi,” ujar Kh, tokoh agama lokal. Warga berharap, pemerintah desa tidak tinggal diam dan segera memberikan klarifikasi serta pertanggungjawaban kepada masyarakat. Selain itu, jika ditemukan indikasi pelanggaran, aparat penegak hukum diminta turun tangan agar pengelolaan aset desa kembali pada jalur yang benar.
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, — Bupati Jepara, Witiarso Utomo, memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Jepara Fight Season 1, ajang bela diri yang mempertemukan 230 petarung dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Acara ini digelar meriah di Gedung Wanita Jepara dan mempertandingkan dua cabang olahraga: boxing dan kick boxing.20/7/2025 Dalam sambutannya saat membuka acara, Bupati Witiarso menegaskan bahwa kegiatan seperti ini harus terus didorong sebagai bagian dari pembinaan generasi muda, sekaligus sebagai upaya membangun karakter melalui olahraga. > “Jepara Fight ini bukan hanya soal fisik dan pertandingan. Ini adalah wadah pendidikan mental, kedisiplinan, serta sportivitas. Pemerintah Kabupaten Jepara akan terus mendukung kegiatan-kegiatan positif seperti ini,” ujarnya di hadapan para peserta dan penonton. Antusiasme peserta sangat tinggi. Menurut Ketua Panitia, Fajar Aji Kusuma, pihaknya awalnya hanya menargetkan sekitar 80 hingga 100 peserta, namun jumlah pendaftar justru membeludak hingga mencapai 230 orang. > “Kami tidak menyangka, ternyata peminatnya luar biasa. Peserta datang dari berbagai daerah seperti Semarang, Pati, Kudus, Rembang, Sragen, dan lainnya. Ini bukti semangat atlet muda sangat besar,” jelas Fajar. Ajang ini juga menjadi pra-kualifikasi menuju kompetisi lanjutan yang akan digelar pada bulan Agustus. Selain menjadi ajang kompetisi, Jepara Fight juga diharapkan menjadi ruang pembinaan dan pencarian bibit unggul di bidang bela diri. Selain itu, acara ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Seorang penonton, Nanda, mengatakan bahwa turnamen seperti ini dapat menjadi solusi untuk mengurangi kenakalan remaja dan aksi kekerasan jalanan. > “Daripada tawuran di jalan, lebih baik bertarung secara sehat di ring seperti ini. Ada aturan, ada pelatih, ada sportivitas. Ini positif sekali,” katanya. Dengan dukungan dari pemerintah daerah, masyarakat, serta komunitas olahraga, Jepara Fight Season 1 dipandang sukses menjadi ajang promosi bela diri sekaligus menunjukkan bahwa Jepara siap menjadi tuan rumah berbagai kegiatan olahraga prestisius di masa depan.(Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 18 Juli 2025 – Di balik tembok kokoh dan jeruji besi Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Jepara, ada alunan dzikir dan shalawat yang mengalir lembut, menciptakan keteduhan di tengah kerasnya kehidupan para warga binaan. Setiap pekan, ruang-ruang yang biasanya dipenuhi aktivitas rutin pengamanan kini berubah menjadi tempat perenungan spiritual yang dalam. Rutan Jepara menghadirkan pendekatan pembinaan yang menyentuh sisi terdalam manusia—jiwa dan hati. Kegiatan mujahadah, istighatsah, pembacaan maulid Nabi, dan lantunan shalawat telah menjadi agenda tetap yang membentuk atmosfer baru: damai, teduh, dan penuh harapan. “Kalau dulu saya hanya tahu marah dan kecewa, sekarang saya mulai belajar ikhlas dan bersyukur,” ucap salah satu warga binaan yang rutin mengikuti kegiatan dzikir. Menumbuhkan Kesadaran Baru Setiap Selasa pagi, para warga binaan berkumpul dalam balutan kesederhanaan, duduk bersila, dan mengikuti mujahadah serta istighatsah yang dipandu oleh ustaz dari PCNU Jepara. Kegiatan ini bukan hanya ritual keagamaan, tapi juga ruang penyembuhan emosional. Banyak di antara warga binaan yang mengaku, lewat lantunan dzikir itu, mereka mampu menata kembali pikiran dan menyusun ulang arah hidup. Sementara pada hari Kamis, pembacaan maulid Nabi Muhammad SAW dan shalawat menjadi penyejuk hati yang sangat dinanti. Tidak sedikit dari mereka yang meneteskan air mata saat mendengar kisah-kisah keteladanan Rasulullah dalam ceramah yang dibawakan penyuluh agama dari Kementerian Agama Kabupaten Jepara. Dari Pemasyarakatan Menuju Pencerahan Kepala Rutan Jepara menekankan bahwa pendekatan spiritual adalah bagian penting dari strategi pemasyarakatan yang humanis. “Kami ingin agar warga binaan tidak hanya menjalani masa hukuman, tetapi juga menemukan makna kehidupan baru. Mujahadah, dzikir, dan shalawat adalah jalan untuk itu,” ujarnya. Dengan dukungan aktif dari PCNU dan Kemenag Jepara, Rutan Kelas IIB Jepara bertekad menjadikan tempat ini bukan sekadar rumah tahanan, tetapi ruang transformasi diri. Ruang yang Penuh Harapan Kegiatan ini juga menjadi ruang dialog batin bagi warga binaan. Dari mereka yang semula acuh dan keras hati, kini mulai mengenal damai dalam diri. Beberapa bahkan menjadi penggerak kegiatan, mengajak teman-temannya untuk ikut hadir dalam majelis sederhana tersebut. Di tempat yang sering dipersepsikan sebagai akhir dari segalanya, justru tumbuh benih-benih awal menuju perubahan. Di balik pagar dan dinding yang membatasi dunia luar, warga binaan menemukan dunia batin yang luas dan terang—melalui dzikir dan shalawat.(Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 18 Juli 2025 – Semangat pagi begitu terasa di halaman Rutan Kelas IIB Jepara. Deru musik aerobik yang bersemangat memecah kesunyian, memicu semangat puluhan warga binaan dan pegawai pemasyarakatan yang berbaris rapi untuk mengikuti kegiatan senam bersama. Kegiatan yang digelar pada Jumat pagi ini bukan sekadar aktivitas rutin, melainkan bagian dari pendekatan humanis yang dilakukan Rutan Jepara dalam membina warganya. Senam aerobik bersama menjadi salah satu program inovatif yang diinisiasi jajaran Rutan Jepara guna meningkatkan kualitas hidup warga binaan. Melalui aktivitas fisik yang menyenangkan, pihak rutan berupaya menciptakan suasana sehat, harmonis, serta membangun interaksi yang positif antara pegawai dan warga binaan. Menjaga Kesehatan Jasmani dan Mental Kepala Rutan Kelas IIB Jepara menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan utama untuk menjaga kebugaran fisik sekaligus kesehatan mental para warga binaan. Di tengah keterbatasan ruang dan aktivitas selama menjalani masa pidana, senam aerobik menjadi sarana yang tepat untuk menggerakkan tubuh, melatih pernapasan, serta meredakan ketegangan pikiran. > “Kami menyadari bahwa kesehatan adalah hal mendasar. Dengan mengadakan senam bersama, kami ingin memberikan suasana yang lebih segar dan positif, sekaligus mengajak warga binaan untuk lebih peduli terhadap tubuh mereka,” ujar Kepala Rutan. Selain itu, senam ini juga menjadi bentuk pencegahan terhadap penyakit tidak menular seperti hipertensi, obesitas, hingga stres yang sering kali muncul akibat minimnya aktivitas fisik di dalam lingkungan tertutup. Membangun Hubungan yang Lebih Humanis Tak hanya berdampak pada fisik, senam aerobik bersama juga menjadi jembatan untuk memperkuat komunikasi antara pegawai dan warga binaan. Melalui aktivitas bersama yang bersifat nonformal ini, tumbuh suasana kekeluargaan dan saling percaya. Rasa canggung yang biasanya muncul antara petugas dan warga binaan perlahan mencair, digantikan dengan tawa dan semangat kolektif. > “Kami ingin membangun pemasyarakatan yang humanis. Senam ini menjadi bagian kecil dari komitmen kami untuk memperlakukan warga binaan dengan pendekatan yang lebih baik, sebagai bagian dari proses pembinaan,” tambah salah satu pejabat rutan. Antusiasme Warga Binaan Kegiatan senam ini disambut antusias oleh para warga binaan. Banyak di antara mereka yang berharap kegiatan semacam ini bisa diadakan secara rutin setiap pekan. Selain menyenangkan, mereka merasa lebih sehat dan merasa diperhatikan oleh pihak rutan. Salah seorang warga binaan menyampaikan, “Saya merasa lebih segar setelah senam. Ini kegiatan yang menyenangkan dan bisa mengurangi stres. Kalau bisa, kami ingin senam seperti ini diadakan lebih sering.” Bagian dari Program Pembinaan Berkelanjutan Rutan Jepara telah mengembangkan berbagai program pembinaan berbasis kegiatan fisik dan spiritual untuk mendukung proses rehabilitasi warga binaan. Selain senam, kegiatan lain seperti olahraga rutin, pelatihan kerja, keagamaan, dan keterampilan menjadi bagian integral dari upaya mempersiapkan warga binaan untuk kembali ke masyarakat dengan lebih siap dan sehat, baik secara mental maupun fisik. Kegiatan senam aerobik ini menjadi bukti nyata bahwa lembaga pemasyarakatan bukan hanya tempat menjalani hukuman, tetapi juga wadah pembinaan dan pemulihan bagi individu yang ingin memperbaiki diri. Dengan pendekatan yang lebih humanis dan inovatif, Rutan Jepara terus berupaya menjadi contoh institusi pemasyarakatan yang progresif dan berpihak pada nilai kemanusiaan.(Wely-jateng)