JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara – Bupati Jepara, H. Witiarso Utomo, bersama Ketua DPRD Jepara, Agus Sutisna, serta jajaran kepala daerah, melakukan tinjauan langsung terhadap kondisi infrastruktur di Karimunjawa pada Sabtu (22/3/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kelancaran aksesibilitas ke kawasan wisata Karimunjawa, yang semakin berkembang sebagai destinasi unggulan. Dalam tinjauan tersebut, Bupati Jepara menyampaikan bahwa pihaknya telah memeriksa kondisi jalan di Karimunjawa dan akan segera melakukan perbaikan setelah Lebaran. “Kami akan melakukan penanganan melalui klinik jalan secara menyeluruh pada ruas jalan kabupaten di Karimunjawa sepanjang 25 kilometer, dengan menggunakan material yang lebih baik dan tahan lama,” ujar Bupati saat memeriksa kondisi jalan. Selain penambalan jalan, pemerintah daerah juga telah menyiapkan proposal pengajuan perbaikan infrastruktur kepada pemerintah pusat melalui Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah. Jika disetujui, maka perbaikan ini akan dilanjutkan dengan pengaspalan total pada tahun 2026. Ketua DPRD Jepara, Agus Sutisna, memberikan dukungan penuh terhadap upaya tersebut. “Kami akan mendukung langkah-langkah Bupati dalam menyelesaikan masalah infrastruktur di Karimunjawa. Tanpa infrastruktur yang baik, pengoptimalan sektor wisata akan sulit tercapai,” kata Agus Sutisna. Komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas infrastruktur di Karimunjawa diharapkan dapat memperlancar akses wisatawan dan masyarakat setempat. Dengan akses jalan yang lebih baik, potensi wisata Karimunjawa dapat berkembang secara maksimal, memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah serta kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Jepara juga terus berupaya mengembangkan sektor pariwisata dengan berbagai langkah strategis, termasuk peningkatan fasilitas pendukung dan promosi wisata yang lebih luas. Dengan adanya perbaikan infrastruktur yang berkelanjutan, Karimunjawa semakin siap menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia.(Wely-jateng) Sumber: Diskominfo jepara

  JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 22 Maret 2025 – Hujan deras yang mengguyur wilayah Desa Papasan, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, menyebabkan terjadinya tanah longsor pada Sabtu (22/3) sekitar pukul 17.15 WIB. Longsoran tanah dari tebing setinggi 7 meter mengakibatkan tembok rumah milik Ibu Suni (55 tahun) jebol. Beruntung, dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa. Namun, pemilik rumah mengalami kerugian materil yang diperkirakan mencapai Rp. 8.500.000,-. Kepala Desa papasan saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan whatsap Sabtu(22/03/2025)Menyampekan Menurut kesaksian warga sekitar, Suluri (44 tahun) dan Sholeh (33 tahun) yang tinggal di RT 02 RW 01, kejadian ini berlangsung tiba-tiba. Saat itu, Suluri mendengar suara gemuruh dari arah rumah Ibu Suni. Merasa curiga, ia bersama Sholeh segera mengecek asal suara tersebut. Ketika mereka sampai di lokasi, tembok rumah Ibu Suni sudah dalam keadaan jebol akibat dorongan tanah longsoran. Diduga, kondisi tanah yang labil akibat curah hujan yang tinggi menjadi penyebab utama longsor tersebut.ujar kepala desa Kerugian dan Tindak Lanjut Kerugian yang dialami oleh Ibu Suni diperkirakan mencapai Rp. 8.500.000,-, mencakup kerusakan tembok rumah dan perabotan yang terkena dampak longsor. Warga setempat bersama pihak terkait segera melakukan pembersihan dan gotong royong untuk membantu korban membersihkan puing-puing. Pihak berwenang diharapkan dapat memberikan bantuan serta solusi pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang, terutama di daerah yang rawan longsor. Masyarakat juga diimbau untuk lebih waspada terhadap potensi bencana, terutama di musim hujan dengan curah hujan tinggi. Kesimpulan Bencana tanah longsor di Desa Papasan, Bangsri, Jepara menjadi peringatan bagi warga yang tinggal di daerah berbukit untuk lebih memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Tindakan pencegahan, seperti memperkuat struktur tanah dan membangun sistem drainase yang baik, menjadi langkah penting guna menghindari kejadian serupa di masa depan. Semoga korban dapat segera mendapatkan bantuan, dan pemerintah setempat dapat mengambil langkah preventif untuk mengantisipasi bencana serupa.(Wely-jateng)

BIDIK-KASUS.COM, MEMPAWAH KALIMANTAN BARAT Dalam situasi yang serius ini, ironisnya, PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) seolah-olah buta dan tuli terhadap keluhan warga. Padahal, dampak pencemaran udara dan kerusakan jalan sudah sangat jelas terlihat. Warga yang seharusnya hidup damai justru harus berjuang untuk hak dasar mereka: udara bersih dan jalan yang layak. Jika ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Dusun Kembang Lada akan menjadi laboratorium pencemaran udara terbesar di Provinsi Kalimantan Barat. Adalah warga Dusun Kembang Lada, Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat resah. Itu dampak akibat pencemaran udara yang diduga berasal dari aktivitas pabrik PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI). Kamis 20 Maret 2025 malam jadi saksi bisu keheningan desa. Warga serius menggelar rapat darurat untuk membahas dampak pencemaran tersebut, termasuk masalah kesehatan, kerusakan jalan, dan risiko bencana banjir yang semakin parah. Dampak Kesehatan dan Lingkungan Akibat Pencemaran Udara Ketua rapat, M Daud, mengingatkan banyak warga mengalami sesak napas dan gatal-gatal akibat buruknya kualitas udara. “Kami tidak bisa lagi mengabaikan dampak kesehatan yang dialami warga. PT BAI harus segera mengambil langkah nyata,” tegasnya. Warga juga menyoroti risiko bencana banjir yang semakin mengancam nyawa manusia di daerah tersebut. Kerusakan Jalan Poros Bukit Batu Jadi Sorotan Selain pencemaran udara, warga juga meminta Pemerintah Kabupaten Mempawah, khususnya Dinas PUPR, untuk segera memperbaiki jalan poros Bukit Batu yang rusak. Kondisi jalan yang semakin memburuk dinilai membahayakan keselamatan pengguna jalan, terutama saat musim hujan. “Jalan ini sudah tidak layak digunakan. Jika tidak segera diperbaiki, bisa menimbulkan kecelakaan,” ujar salah seorang warga. Maman Suratman Ditunjuk Sebagai Perwakilan Warga Sebagai langkah konkret, warga sepakat menunjuk Maman Suratman, S.Pd.I, M.Sos, sebagai perwakilan resmi untuk memperjuangkan aspirasi mereka. Maman menegaskan, PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) harus bertanggung jawab atas pencemaran udara yang terjadi dan memberikan kompensasi yang adil bagi masyarakat terdampak. “Kami menuntut perusahaan untuk segera bertindak. Masyarakat yang mengalami dampak kesehatan dan ekonomi harus mendapatkan kompensasi yang layak,” tegas Maman. Tuntutan Kompensasi dan Relokasi Jadi Opsi Terakhir Maman juga menyebut bahwa jika pencemaran terus berlanjut tanpa penyelesaian yang jelas, relokasi bisa menjadi opsi terakhir. “Masyarakat Dusun Kembang Lada siap direlokasi, tetapi harus dengan ganti rugi yang disepakati bersama antara perusahaan dan warga,” tambahnya. Warga juga mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan efektif dalam mengatasi pencemaran udara dan melindungi hak-hak masyarakat yang terdampak. Warga Bertekad Awasi Tuntutan Hingga Ada Respons Nyata Rapat ini diakhiri dengan keputusan bahwa warga akan terus mengawal tuntutan mereka hingga ada respons nyata dari PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) maupun pemerintah daerah hingga pusat. Maman Suratman, sebagai penerima mandat, berjanji akan melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat Dusun Kembang Lada. “Kami tidak akan berhenti sampai ada solusi yang jelas dan adil bagi warga,” tegas Maman. //Deskripsi// Warga Dusun Kembang Lada, Desa Bukit Batu, Mempawah, resah akibat pencemaran udara dari PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI). Dampak kesehatan, kerusakan jalan, dan risiko banjir jadi sorotan. Warga desak PT BAI bertanggung jawab dan minta kompensasi sekarang juga, gak pake lama-lama lah itu. //Tags// Pencemaran Udara PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) Warga Dusun Kembang Lada Dampak Kesehatan Lingkungan Kerusakan Jalan Bukit Batu Tuntutan Kompensasi Warga Relokasi Warga Mempawah Sumber: FW LSM Kalbar indonesia (Team/read)

  JATENG:Bidik-kasusnews.com Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ribut Hari Wibowo memimpin upacara serah terima jabatan (Sertijab) bagi empat Kapolres yang baru dilantik di Aula Lantai 2 Mapolda Jateng. Dalam kesempatan itu, Irjen Ribut memberikan pesan penting kepada para Kapolres yang baru agar segera beradaptasi dengan wilayah tugasnya, serta fokus pada peningkatan pelayanan kepada masyarakat.21 Maret 2025 Irjen Ribut menekankan pentingnya peran Kapolres dalam menjaga keamanan selama perayaan Idulfitri dan arus mudik. “Saya berharap para Kapolres dapat bekerja maksimal dalam memastikan keamanan pemudik serta kelancaran perayaan Idulfitri tahun ini,” ujar Irjen Ribut. Selain itu, Kapolda Jateng juga menjelaskan bahwa rotasi jabatan di kepolisian merupakan bagian dari dinamika organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja. Dia mengucapkan terima kasih kepada pejabat lama atas dedikasi mereka selama bertugas dan berharap pejabat baru dapat segera menyesuaikan diri dengan tugas dan tanggung jawab yang ada. Irjen Ribut mengingatkan para Kapolres untuk memahami karakter masyarakat di wilayah masing-masing dan berpikir strategis dalam setiap pengambilan keputusan. Ia juga menyoroti kesiapan jajaran kepolisian dalam menjalankan Operasi Ketupat Candi 2025 yang bertujuan mengamankan arus mudik dan perayaan Lebaran. Dengan adanya rotasi jabatan ini, Kapolda berharap kinerja Polda Jawa Tengah semakin baik, dengan pelayanan yang lebih maksimal kepada masyarakat, terutama selama masa-masa perayaan besar seperti Idulfitri.(Wely-jateng) Sumber:jpnn.com(22/03/2025)

  JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah mengadakan kegiatan Pemantapan Ketahanan Ekonomi, Sosial, dan Budaya bagi Masyarakat pada Sabtu (22/3/2025) di Pendopo Kecamatan Jepara Kota. Acara ini diikuti oleh UMKM, LSM, dan organisasi masyarakat (ormas) di Jepara. Plt. Kepala Kesbangpol Kabupaten Jepara, Budi Tres, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam menjaga stabilitas nasional. Ia menyoroti peran ekonomi kreatif, pemberantasan narkoba, serta pelestarian budaya sebagai pilar utama dalam memperkuat ketahanan bangsa. Salah satu narasumber, Nur Saadah, M.Pd., menekankan bahwa budaya lokal harus tetap lestari di tengah pengaruh budaya asing. Menurutnya, generasi muda perlu didorong agar tetap bangga terhadap budaya bangsa. Ia juga menyarankan pemanfaatan teknologi digital untuk mempromosikan budaya daerah agar lebih dikenal luas. Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Jepara, Sri Hartini, menyoroti peran UMKM dalam menggerakkan ekonomi lokal. Ia menegaskan bahwa pelaku UMKM harus mendapat dukungan dalam hal permodalan, pelatihan bisnis, serta pemasaran digital agar bisa bersaing di era global. Andang Wahyu Triyanto, pakar ekonomi, menambahkan bahwa pembangunan ekonomi harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Ia menekankan pentingnya pemerataan akses ekonomi, diversifikasi sektor pertanian dengan teknologi modern, serta kebijakan inklusif untuk mengatasi kesenjangan ekonomi antara perkotaan dan pedesaan. Kegiatan ini menjadi langkah awal bagi Jepara dalam memperkuat ketahanan ekonomi dan budaya secara berkelanjutan. Dengan adanya sinergi antara pemerintah, UMKM, dan masyarakat, diharapkan Jepara bisa menjadi daerah yang mandiri secara ekonomi dan kuat dalam menjaga warisan budaya.(Wely-jateng) Sumber: Global7.id(22/03/2025)

  JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara – Sebuah insiden nahas menimpa seorang pengendara motor yang merupakan mitra pengemudi Grab di Jepara. Sutomo bin Lukijo, warga Desa Sinanggul, Kecamatan Mlonggo, tertimpa pohon mangga yang tumbang di Jalan Lingkar Mulyoharjo, dekat jembatan, pada Jumat (22/3) sekitar pukul 15.10 WIB. Saat kejadian, Sutomo sedang dalam perjalanan mengantarkan pesanan dari Gacoan menuju Spekta Bandengan. Tanpa diduga, sebuah pohon mangga di tepi jalan tiba-tiba roboh dan menimpa dirinya. “Saya sedang berkendara seperti biasa, lalu tiba-tiba pohon itu tumbang dan menimpa saya. Sepertinya ada orang lain juga yang terkena, tapi saya tidak tahu pasti bagaimana kondisinya,” kata Sutomo saat ditemui di rumah sakit pada Sabtu (23/3). Akibat kejadian tersebut, Sutomo mengalami cedera cukup serius di tangan. Hasil pemeriksaan menunjukkan salah satu jarinya mengalami patah tulang, sehingga dokter di Rumah Sakit Islam Jepara menyarankan agar segera dilakukan operasi. Selain menimbulkan korban luka, kendaraan yang digunakan Sutomo, yakni sepeda motor listrik jenis Polytron, mengalami kerusakan parah. Saat ini, motor tersebut diamankan di Polres Jepara untuk kepentingan penyelidikan. Sutomo berharap ada itikad baik dari pemilik pohon untuk membantu biaya pengobatan serta perbaikan motornya. Di lokasi kejadian, tim dari BPBD Jepara yang dibantu para relawan segera melakukan evakuasi pohon yang tumbang agar tidak mengganggu arus lalu lintas. Berkat kerja sama petugas dan warga sekitar, jalan kini telah kembali normal dan bisa dilalui kendaraan. Pihak kepolisian masih menyelidiki lebih lanjut penyebab tumbangnya pohon tersebut dan siapa yang bertanggung jawab atas insiden ini. Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang mengenai kemungkinan adanya kompensasi bagi korban. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya perawatan pohon di sekitar jalan agar tidak membahayakan pengguna jalan. Semoga insiden serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.(Wely-jateng) Sumber: Global7.id(22/03/2025)

  JATENG:Bidik-kasusnews.com Di usia senjanya, Mbah Munasah (70), seorang janda lansia dari Desa Dongos, Kecamatan Kedung, Jepara, harus bertahan dalam kondisi yang penuh keterbatasan. Ia tinggal seorang diri di rumah berukuran 4 x 4 meter yang sangat sederhana. Rumah tersebut belum memiliki kasur yang layak, sementara kamar mandi dan WC hanya menggunakan bak gentong seadanya. Listrik pun bukan miliknya sendiri, melainkan bantuan dari tetangga yang dibayarkan oleh anaknya. Meski hidup dalam kondisi sulit, Mbah Munasah tetap memilih tinggal di rumahnya sendiri. Menurut salah satu tetangganya, Mbah Munasah adalah sosok yang teguh memegang prinsip bahwa biarpun rumahnya sederhana, ia tetap ingin tinggal di tempat yang sudah menjadi miliknya sendiri. Mengurus Anak ODGJ di Tengah Keterbatasan Mbah Munasah memiliki empat orang anak. Namun, salah satunya, Mudhofar, mengalami gangguan jiwa (ODGJ) sejak usia 20 tahun dan tinggal di rumah yang bersebelahan dengannya. Sementara itu, satu anaknya telah meninggal dunia, dan dua lainnya tinggal di sekitar rumahnya. Walaupun hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit, anak-anaknya tetap berusaha membantu dengan memberikan makanan sehari-hari. Namun, salah satu tantangan yang dihadapi adalah Mudhofar belum memiliki e-KTP karena ia enggan mengurusnya. Padahal, jika memiliki e-KTP, ia bisa mendapatkan bantuan sosial seperti BLT dan program lainnya. RT dan RW setempat sudah berusaha membujuk Mudhofar, tetapi hingga kini ia tetap menolak untuk membuat KTP. Harapan Akan Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Mbah Munasah dan keluarganya sangat berharap bisa mendapatkan bantuan program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Petinggi desa sudah beberapa kali mengajukan permohonan bantuan ini, namun hingga kini belum terealisasi. Keluarganya bahkan siap membantu secara tenaga dan waktu jika bantuan pembangunan rumah itu benar-benar terwujud. Sebelumnya, Mbah Munasah pernah mendapatkan bantuan dari Dana Desa dalam bentuk BLT serta bantuan dari PMI. Namun, untuk kondisi rumahnya yang tidak layak huni, ia masih menunggu uluran tangan dari pemerintah maupun para dermawan yang ingin membantu. Perlunya Perhatian dari Berbagai Pihak Kisah Mbah Munasah adalah potret perjuangan lansia di desa yang masih membutuhkan perhatian dan bantuan. Pemerintah desa, komunitas sosial, maupun masyarakat umum bisa ikut berperan dalam membantu meringankan bebannya. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk membantu Mbah Munasah antara lain: 1. Mendorong Pembuatan e-KTP untuk Mudhofar – Berkoordinasi dengan dinas sosial atau pihak terkait untuk membantu pengurusan administrasi bagi ODGJ agar bisa mendapatkan haknya. 2. Penggalangan Bantuan – Mengajak komunitas sosial, organisasi kemanusiaan, atau donatur untuk membantu pembangunan rumah yang lebih layak bagi Mbah Munasah. 3. Advokasi Program RTLH – Memastikan bahwa permohonan bantuan rumah tidak layak huni terus diperjuangkan di tingkat pemerintah daerah agar bisa segera terealisasi. Mbah Munasah dan keluarganya mungkin tidak meminta banyak. Mereka hanya ingin hidup dengan lebih layak di rumah yang lebih nyaman dan memiliki fasilitas dasar yang memadai. Semoga ada tangan-tangan baik yang bersedia membantu meringankan beban mereka.(Wely-jateng) Sumber:Global7.id.(22/03/2023

Lampung, Bidik-kasusnews.com – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meyakini bahwa pelaku utama dalam kasus penembakan tiga anggota kepolisian di Way Kanan, Lampung, akan segera terungkap. Selain itu, Kompolnas juga memastikan bahwa senjata yang digunakan dalam insiden tersebut adalah senjata pabrikan, bukan rakitan. Anggota Kompolnas, Mochammad Choirul Anam, menjelaskan bahwa dari karakter proyektil yang ditemukan oleh tim investigasi TNI dan Polri, kuat dugaan bahwa proyektil tersebut berasal dari senjata pabrikan. “Yang kami temukan potensial ini bukan senjata rakitan, tapi tetap nanti harus menunggu hasil dari laboratorium forensik. Kenapa kami bilang potensial? Karena karakter proyektil memungkinkan itu keluar dari laras senjata pabrikan,” ujar Anam pada Kamis (20/3/2025). Anam juga mengklarifikasi bahwa penembakan terjadi dalam suasana terang, bukan pada malam hari. Dengan kondisi tersebut, ia meyakini ada saksi yang dapat mengidentifikasi siapa yang membawa senjata saat kejadian. “Sehingga orang bisa mengidentifikasi siapa yang membawa senjata, siapa orangnya, jarak tembak, dan sebagainya,” tambahnya. Dalam kesempatan ini, Anam mendorong TNI dan Polri untuk melakukan investigasi secara profesional dengan pendekatan ilmiah. “Ayo (TNI-Polri) profesional dan menggunakan pendekatan ilmiah. Kami menghormati investigasi gabungan ini karena merupakan langkah yang baik, tetapi syaratnya harus berbasis scientific crime investigation,” pungkasnya.(Mgr)

Lampung Selatan,Bidik-kasusnews.com – Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama (Egi), mengingatkan para guru untuk bersungguh-sungguh meningkatkan kualitas pengajaran dan berkontribusi lebih nyata dalam mencetak generasi yang cerdas dan berkarakter. Hal tersebut disampaikan Egi dalam penyaluran insentif tahap satu periode Januari – Februari 2025 bagi guru honorer di Kecamatan Natar yang berlangsung di SDN Bumi Sari, Kecamatan Natar, Jumat (21/3/2025). Penyaluran insentif diserahkan secara simbolis oleh Bupati Egi kepada 713 Guru Honorer di Kecamatan Natar, dengan rincian 348 Guru Honor Negeri, 302 Guru Honor TK/PAUD dan 63 Operator Sekolah. Kabar baiknya, insentif tahun 2025 mengalami kenaikan sebesar Rp100 ribu dari tahun sebelumnya. Sehingga, pada tahap satu ini, Guru Honor Negeri jenjang TK/PAUD mendapatkan senilai Rp600 ribu, SD/SMP senilai Rp800 ribu, dan Operator Sekolah senilai Rp600 ribu. Bupati Egi mengatakan, kenaikan honor insentif tersebut bukan hanya sekedar apresiasi, tetapi juga bentuk dorongan bagi para guru untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Lampung Selatan. Egi menyadari, pentingnya pendidikan sebagai fondasi utama dalam kemajuan bangsa dalam mendukung terwujudnya Indonesia Emas pada tahun 2045. Dimana, semua itu tidak terlepas dari peran para guru. “Saya pesan di Lampung Selatan, didik anak-anak bapak ibu sekalian dengan hati. Saya nggak mau dengar ada kekerasan, pelecehan seksual. Saya akan semaksimal mungkin untuk penuhi hak, tapi saya minta outputnya jelas dan terukur,” ujar Bupati Egi. Tak hanya itu, Egi juga mengingatkan akan pentingnya mengikuti pelatihan yang dapat menambah wawasan dan kemampuan guru dalam mendidik para siswa/i di sekolah. Dengan demikian, Egi berharap dapat meningkatkan kompetensi dan kualitas pengajaran di sekolah. “Jangan hanya sekedar formalitas, betul-betul dijalankan pelatihan itu. Buat pelatihan yang akan mengasah kemampuan pendidik. Saya mau bapak ibu kalau pulang pelatihan dapat ilmu, bukan cuma ngambil amplop lalu pulang,” kata Bupati Egi. (ptm/Mrg)

Lampung Selatan,Bidik-kasusnews.com – Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung Selatan (Lamsel) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bob Bazar Kalianda, pada Jum’at (21/3/2025). Ketua Komisi IV DPRD Lamsel Rosdiana menegaskan agar pelayanan di RSUD Bob Bazar Kalianda tetap menerapkan Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun. Pelayanan BPJS mandiri dan PBI jangan dibeda-bedakan,” tegasnya dalam menyampaikan keluhan dari masyarakat. Direktur RSUD dr. H. Bob Bazar, SKM dr. Reny Indrayani, M.KM., menanggapi ihwal tersebut, dan menyampaikan beberapa point penting untuk meningkatkan pelayanan yang maksimal. “Yang penting kan, peningkatan pelayanan untuk kita, koreksi-koreksi ya, sama mudah-mudahan ada inovasi di Rumah Sakit,” ucapnya kepada jurnalis wartapro.id -, seusai acar berlangsung. Ia juga optimis pelayanan di RSUD Bob Bazar Kalianda akan lebih baik lagi utuk masyarakat Lampung Selatan. Kalau itu kan, kita bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, yang untuk pelayanan ambulance jenazah, satu lagi untuk aktivasi BPJS yang di Rawat Inap, yang lainnya adalah memaksimalkan EMR,” ujarnya. Ia berharap dengan adanya RDP ini, semua masukan dan saran dari Wakil Rakyat adalah semata-mata untuk kebaikan bersama dalam melayani masyarakat. “Harapannya sesuai dengan mereka memberikan masukan, Rumah Sakit lebih maju, mengurangi komplain, dan kita juga melayaninya lebih baik lagi.” Tandasnya (Mgr)