SUKABUMI-BIDIK-KASUSNEWS.COM- Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) mengevakuasi seekor ular yang muncul di area terdampak longsor di Gang Tamrin, Kampung Cicewol, Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug, pada Senin (4/8/2025) malam. Evakuasi dilakukan setelah petugas dari Dinas Pekerjaan Umum, BPBD, dan aparat desa melaporkan kemunculan ular di dekat timbunan tanah longsor yang sedang dikeruk alat berat. Boleh jadi sarang ular tersebut terciduk alat berat. Untuk mengantisipasi potensi bahaya bagi warga dan petugas di lokasi, tim Damkar dikerahkan ke titik kejadian. Apalagi kondisi penerangan di lokasi sangat minim. Oleh karena itu bagi warga yang tidak berkepentingan untuk menjauh dari lokasi. Proses pencarian cukup memakan waktu karena ular sempat bersembunyi di sela-sela tumpukan karung di pinggir sebuah gudang kosong. Setelah pencarian intensif, dua personel DamkarEka dan Pradipta Wahyu berhasil menemukan dan mengamankan ular tersebut menggunakan alat penjepit khusus. “Ular ditemukan di sekitar tumpukan karung dekat gudang kosong. Diduga keluar dari sarangnya akibat pergeseran tanah dan curah hujan yang tinggi,” ujar salah satu petugas Damkar di lokasi. Setelah diamankan, ular dimasukkan ke dalam wadah khusus dan dibawa keluar dari area longsor. Petugas memastikan penanganan dilakukan tanpa melukai hewan tersebut. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa bencana alam seperti longsor tidak hanya menimbulkan kerusakan infrastruktur, tetapi juga bisa mengganggu habitat satwa liar. Warga diimbau tetap waspada terhadap potensi kemunculan hewan-hewan liar di sekitar lokasi bencana. “Sekali lagi kami mengimbau pada warga untuk lebih berhati-hati, karena hewan seperti ular bisa jadi ancaman serius,” ungkapnya. (Reno)
SUKABUMI-BIDIK-KASUSNEWS.COM- Hujan deras yang mengguyur wilayah Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug, Minggu (3/8/2025) sore, menyebabkan longsor di Jalan Desa Gang Tamrin, Kampung Cicewol. Material longsor berupa tanah basah dan batu menutup seluruh badan jalan, membuat akses kendaraan dari Kampung Cicewol dan Perumahan Bukit Citra Asri menuju jalur utama lumpuh total. Peristiwa terjadi sekitar pukul 18.30 WIB saat hujan masih turun deras. Warga setempat bersama aparat desa segera melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang. “Longsornya cukup besar, jalan tertutup total. Warga tidak bisa lewat, anak-anak yang hendak ke sekolah dan para pekerja pabrik harus memutar lewat jalur lain,” ujar Ardan, salah satu warga yang berada di lokasi saat kejadian. Untuk mempercepat proses evakuasi, satu unit alat berat jenis excavator mulai dikerahkan pada Senin (4/8/2025) sekitar pukul 16.30 WIB. Petugas dari Dinas Pekerjaan Umum yang dipimpin Nandang, bersama Kepala Desa Mekarsari Iwan Bakar dan relawan, tampak sigap membersihkan material longsor meski hujan terus mengguyur lokasi. Foto dari lokasi menunjukkan proses evakuasi berlangsung dengan penerangan minim. Warga pun menutup akses masuk ke jalan guna memperlancar jalannya evakuasi. Selain menimbun jalan, hujan deras yang terus turun juga berdampak pada tiga rumah warga yang berada di bawah jalan. “Air hujan masuk ke rumah, peralatan jadi basah semua,” ungkap Ferry (Bejo), warga terdampak. Beruntung tidak ada korban jiwa maupun kendaraan yang tertimbun dalam kejadian ini. Namun warga diimbau tetap waspada, mengingat kontur tanah di sekitar lokasi masih rawan longsor susulan. “Kami imbau warga untuk tidak melintasi jalan ini sementara waktu, apalagi saat hujan deras. Kami juga masih memantau kondisi tebing di sekitar Perumahan Bukit Citra Asri,” kata salah satu petugas evakuasi. Hingga pukul 20.30 WIB, proses pembersihan masih berlangsung. Jalur diperkirakan dapat dibuka kembali secara terbatas pada malam hari. (Reno)
SUKABUMI-BIDIK-KASUSNEWS.COM- Hujan deras yang mengguyur wilayah Sukabumi pada Minggu sore (3/8/2025) mengakibatkan tanah longsor di Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Kejadian berlangsung sekitar pukul 18.30 WIB dan menyebabkan akses utama perumahan Bukit Citra Asri tertutup total oleh material longsor yang menutup badan jalan. Menurut keterangan warga setempat, Muhammad Fatir, suara longsor terdengar sangat keras hingga mengejutkan dirinya dan keluarga. “Waktu itu saya lagi di ruang tamu, tiba-tiba terdengar suara gemuruh keras, saya langsung keluar dan ternyata longsor,” ujarnya. Longsor terjadi pada tebing di area Perumahan Bukit Citra Asri, dan material berupa tanah dan batu menutupi jalan utama desa, tambahnya. Akibatnya, akses menuju beberapa perkampungan termasuk Kampung Cicewol terputus total. Jalan yang biasa dilalui kendaraan roda dua dan empat kini tidak bisa dilalui. “Material longsor menutupi seluruh badan jalan. Ini jalur utama ke perkampungan. Sekarang warga terisolasi,” terang Fatir. Hingga Minggu malam, warga masih menunggu respons dari pihak pemerintah. Masyarakat sekitar berharap ada bantuan untuk membuka akses jalan yang tertutup material longsor tersebut. Beberapa warga juga mulai bergotong-royong melakukan pembersihan secara manual dengan peralatan seadanya. Warga setempat juga mengimbau masyarakat lain untuk tetap waspada dan menjauhi lokasi longsor. Potensi longsor susulan masih bisa terjadi mengingat cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan berlangsung. Pemerintah desa setempat diharapkan segera turun tangan untuk menurunkan alat berat dan membantu membuka kembali akses jalan yang tertutup. ”Penanganan cepat sangat dibutuhkan untuk memastikan keselamatan warga dan kelancaran akses transportasi. Karena malam hari proses evakuasi juga agak lambat yang kemungkinan besar dilanjutkan esok hari,” tandasnya. (Reno)
SUKABUMI-BIDIK-KASUSNEWS.COM- Hujan deras yang mengguyur wilayah Sukabumi sejak Minggu (3/8/2025) pukul 17.10 WIB menyebabkan dua aliran sungai besar, Cibaregbeg dan Cicatih, meluap. “Debit air yang tinggi membuat aliran sungai tak mampu menampung volume air, sehingga meluber ke pemukiman warga di dua kecamatan, yakni Cidahu dan Cicurug,” kata seorang warga bernama Rival. Luapan Sungai Cicatih yang begitu besar kata dia, membuat aliran Sungai Cibaregbeg ikut tertahan, hingga menyebabkan genangan di Kampung Pasir Dalem RT 01/01, Desa Babakanpari, Kecamatan Cidahu. Tercatat tiga rumah warga, satu musala, dan Madrasah Al-Barokah terendam banjir. Ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Akibat banjir tersebut, akses jalan menuju Kampung Lio tidak bisa dilalui karena jembatan penghubung antar kampung terendam air. Warga terdampak terpaksa mengevakuasi barang-barang mereka ke atas panggung Madrasah Al-Barokah. Sebab hanya itu lah tempat yang agak tinggi. “Kami sampai begadang menjaga barang. Anak-anak kecil dititipkan ke neneknya di atas supaya bisa istirahat,” tutur Elin, salah satu korban banjir lainnya. Elin menyebutkan bahwa dirinya, bersama Ali dan satu keluarga lainnya yang menyewa rumah kontrakan milik Une. Masih kata dia, sudah beberapa kali masyarakat menyampaikan permintaan solusi kepada pihak pemerintah, namun hingga kini belum ada tindak lanjut. “Kejadian ini bukan yang pertama. Kami hanya ingin pemerintah serius menangani luapan air sungai ini,” ucapnya. Sementara di Kampung Baru Lio, Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug, luapan Sungai Cicatih juga merendam sejumlah rumah warga hingga ketinggian dua meter. Warga di bantaran sungai berjibaku menyelamatkan barang-barang mereka sambil menunggu air surut. “Rasa takut campur aduk. Kami cuma bisa berusaha sebisa mungkin,” kata Gilang Ramadan, warga Kampung Baru. Warga kini tetap bersiaga mengingat curah hujan masih tinggi dan luapan Sungai Cicatih belum menunjukkan tanda-tanda surut. Sejauh ini belum ada laporan resmi dari pihak pemerintah yang turun ke lokasi banjir untuk membantu atau meninjau kondisi warga terdampak. Menurut sejumlah warga, penyebab utama banjir selain hujan deras adalah kondisi hulu sungai yang kini sudah banyak dialihfungsikan menjadi perumahan dan kurangnya daerah resapan air. “Ditambah lagi masih banyak warga yang buang sampah ke sungai, akhirnya kalau hujan deras, seperti inilah jadinya,” ujar warga lain. (Reno)
SUKABUMI-BIDIK-KASUSNEWS.COM- Seorang warga Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, bernama Mulyono (47), warga Kampung Sukamulya RT 12 RW 13, Desa Buniwangi, dilaporkan hilang di perairan Pantai Muara Cipamarangan, Desa Buniwangi, pada Sabtu (3/8/2025) pagi. Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban berenang ke tengah laut menggunakan tiga buah ban untuk mengambil jodang tempat penampungan ikan tradisional. Namun setelah aktivitas tersebut, korban tiba-tiba menghilang dari permukaan air. Saksi mata bernama Jujen (37), warga Kampung Sindangjaya RT 11 RW 12, Desa Buniwangi, menyatakan bahwa ia melihat korban sempat berenang sebelum akhirnya hilang dari pandangan. Jarak lokasi korban terakhir terlihat diperkirakan sekitar 100 meter dari garis pantai. Mendapat laporan warga, tim gabungan langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pencarian. Hingga sore hari, upaya pencarian belum membuahkan hasil dan korban masih dinyatakan hilang. Adapun unsur yang terlibat dalam pencarian meliputi tim reaksi cepat (TRC), RAPI, JTM Rescue, P2BK Kecamatan Surade, Tagana, Polsek Surade, TNI AL, Polair, Satpol PP Kecamatan Surade, serta para nelayan setempat. Mereka menyisir area sekitar lokasi hilangnya korban dengan peralatan seadanya. Kepala P2BK Kecamatan Surade, Solih Sunarya menyebut bahwa kondisi gelombang laut yang cukup tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi tim di lapangan. Sehingga proses pencarian masih sangat tergantung situasi yang ada. “Proses pencarian akan terus dilanjutkan dengan melibatkan lebih banyak personel dan dukungan dari instansi terkait,” kata Solih, Minggu (4/8/2025). Hingga laporan ini disusun, keberadaan korban belum diketahui. Pihak keluarga dan warga setempat masih berharap korban dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat. “Kita semua berharap, korban dapat ditemukan dalam kondisi selamat,” katanya penuh harap. (Dicky)
SUKABUMI-BIDIK-KASUSNEWS.COM- Kebakaran hebat melanda kompleks Pesantren Al-Kahfi di Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi, pada Kamis (31/7/2025) sekitar pukul 14.30 WIB. Peristiwa yang mengagetkan warga sekitar ini menyebabkan kerusakan parah pada bangunan pondok pesantren, memaksa puluhan santri mengungsi, dan membuat warga sekitar turut terdampak. Berdasarkan laporan sementara dari Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Jampangkulon yang bersinergi dengan anggota Polsek Jampangkulon, kebakaran diduga dipicu oleh korsleting listrik yang terjadi di salah satu bangunan utama. Api dengan cepat menyebar dan membakar sekitar 85 persen bangunan pondok santri putra, menyebabkan kepanikan di kalangan penghuni dan warga sekitar. Sedikitnya 20 santri terpaksa mengungsi ke masjid terdekat untuk berlindung, sementara sebagian lainnya dipulangkan ke rumah masing-masing. Meski tidak ada korban jiwa, beberapa santri dilaporkan mengalami trauma akibat kejadian yang berlangsung tiba-tiba dan disertai kobaran api besar. Kebakaran juga merambat ke rumah warga yang berdekatan dengan area pesantren, menghanguskan sebagian struktur bangunan. Upaya tanggap darurat langsung dilakukan oleh warga, petugas pesantren, dan aparat gabungan yang turun ke lokasi. Setelah api berhasil dipadamkan, petugas bersama masyarakat melakukan pembersihan puing-puing bangunan yang tersisa untuk mengantisipasi potensi bahaya lanjutan dan mempercepat proses pemulihan. Dalam laporan resmi, BPBD Kabupaten Sukabumi menyebutkan bahwa saat ini kebutuhan mendesak di lapangan mencakup pakaian layak pakai dan makanan siap saji untuk para santri yang terdampak. Selain itu, pihak pesantren juga mulai mengidentifikasi kebutuhan jangka menengah seperti perbaikan bangunan, tempat tinggal sementara, dan layanan trauma healing untuk para santri. Pihak berwenang mengimbau seluruh warga untuk tetap waspada terhadap potensi bencana di tengah musim kemarau dan kondisi cuaca ekstrem yang dapat memicu insiden serupa. BPBD juga mengingatkan pentingnya perawatan instalasi listrik di bangunan publik, termasuk pesantren, sebagai langkah pencegahan jangka panjang. Sebagai tindak lanjut, P2BK Jampangkulon telah berkoordinasi untuk menyampaikan laporan lengkap ke BPBD Kabupaten Sukabumi. Upaya lanjutan seperti pendataan kerugian, penyaluran bantuan logistik, dan monitoring psikologis terhadap para korban tengah disiapkan guna memastikan pemulihan berjalan maksimal. (Dicky)
SUKABUMI-BIDIK-KASUSNEWS.COM- Warga Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, digegerkan oleh penemuan sesosok mayat laki-laki di pesisir Pantai Kalaju Cimandala pada Rabu (30/7/2025) pagi. Mayat tersebut belakangan diketahui merupakan seorang nelayan asal Indramayu bernama Suheriq Kristopan (38), yang dilaporkan hilang saat melaut sejak Minggu (27/7/2025). Penemuan mayat tersebut pertama kali dilaporkan oleh seorang warga setempat bernama Husin (52), yang merupakan petani asal Kampung Cimandala RT 017 RW 006, Desa Cipeundeuy. Sekitar pukul 06.15 WIB, saat tengah melintas di sekitar pesisir pantai Kalaju, Husin mendapati sesosok tubuh pria dalam kondisi tanpa busana, tertelungkup di pasir pantai. Ia segera melaporkan temuannya kepada Ketua RT dan warga sekitar. Petugas gabungan dari Kecamatan Surade bersama warga kemudian melakukan proses evakuasi jenazah sekitar pukul 08.30 WIB dan membawa korban ke RSUD setempat guna dilakukan visum et repertum. Korban diketahui bernama Suheriq Kristopan, seorang nelayan asal Kampung Eretan Wetan, Desa Eretan, Kecamatan Kandang Haur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Ia sebelumnya diketahui berangkat melaut seorang diri menggunakan kapal motor KM Hasil Elektro milik H. Edin, warga Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. Menurut keterangan pemilik kapal, korban bertolak dari Dermaga Eks PT. SBP, Kecamatan Tegalbuleud pada Minggu (27/7/2025) untuk melakukan operasi penangkapan ikan dan bibit lobster di perairan laut lepas. Namun pada malam Rabu (29/7/2025), korban kehilangan kontak dan tidak dapat dihubungi. Hingga akhirnya jasad korban ditemukan mengambang di pantai Kalaju Cimandala dua hari kemudian. Saksi lain, Saepuloh (40), yang merupakan staf desa sekaligus Kepala Dusun di Kampung Mekarsari RT 022 RW 006, Desa Cipeundeuy, turut membantu proses pelaporan dan evakuasi bersama warga. Kapolsek Surade, IPTU Ade Hendra, S.Pd., membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah langkah tanggap cepat antara lain berkoordinasi dengan pihak terkait, mengidentifikasi korban. Selanjutnya pihak kepolisian menyerahkan jenazah kepada pemilik kapal. Selain itu, Polsek Surade juga menghimbau kepada para nelayan untuk lebih waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem saat melaut. “Dugaan sementara korban mengalami kecelakaan laut akibat cuaca buruk. Saat ini perahu KM Hasil Elektro yang digunakan korban juga belum ditemukan,” ungkap Kapolsek. Berdasarkan informasi dari pihak kepolisian, wilayah Kabupaten Sukabumi dalam beberapa hari terakhir memang tengah mengalami peningkatan intensitas hujan ringan hingga sedang serta angin kencang, sebagai dampak dari angin muson timur yang diperkirakan menguat sejak 29 hingga 31 Juli 2025. Setelah proses identifikasi dan visum, korban dievakuasi ke Kecamatan Tegalbuleud untuk selanjutnya dilakukan pemulasaraan dan pemakaman di wilayah tersebut. Pihak kepolisian masih terus mengumpulkan informasi tambahan dan mencari keberadaan perahu korban, sekaligus menelusuri kemungkinan insiden serupa di wilayah perairan lainnya. (Dicky)
SUKABUMI-BIDIK-KASUSNEWS.COM – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Cidolog, Kabupaten Sukabumi, pada Senin (28/7/2025) sore menyebabkan aliran Sungai Cilangkob meluap. Akibatnya, sejumlah kampung di dua desa dilaporkan terendam banjir. Berdasarkan laporan sementara dari Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cidolog, banjir terjadi sekitar pukul 16.20 WIB dan merendam permukiman warga di beberapa titik, yaitu: Desa Cidolog: Kampung Cijagreg RT 014 RW 005, Kampung Babakan Loa RT 016 RW 006, dan Kampung Cirateun RT 017 RW 006. Desa Tegallega: Kampung Cimanggu 2 RT 015 RW 006, Kampung Sukatani RT 011 & 012 RW 005, serta Kampung Cibedog RT 010 RW 005. Meski tidak ada laporan korban jiwa, luka-luka, maupun pengungsi hingga saat ini, banjir telah menggenangi puluhan rumah warga. Ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 80 sentimeter tergantung kontur wilayah dan kedekatannya dengan aliran sungai. Tim P2BK telah melakukan asesmen ke lokasi terdampak untuk memastikan kondisi warga serta kebutuhan mendesak. Sejauh ini, kebutuhan yang paling mendesak adalah evakuasi warga yang rumahnya masih terendam serta penyaluran logistik darurat jika kondisi memburuk. Menurut keterangan warga, banjir mulai merendam permukiman sekitar 30 menit setelah hujan turun. Air datang dari arah sungai dengan cepat, membuat warga hanya memiliki sedikit waktu untuk menyelamatkan barang-barang penting. Beberapa warga terlihat mulai membersihkan rumah setelah air mulai surut. Kondisi cuaca saat ini dilaporkan sudah membaik, namun BPBD Kabupaten Sukabumi mengimbau warga tetap siaga dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Koordinasi antar pihak terus dilakukan guna merespons cepat apabila situasi kembali memburuk. BPBD Kabupaten Sukabumi bersama pemerintah desa setempat juga tengah menyusun langkah mitigasi agar kejadian serupa dapat diminimalisir, termasuk upaya normalisasi aliran sungai dan sosialisasi kesiapsiagaan bencana kepada masyarakat. (Dicky)
SUKABUMI-BIDIK-KASUSNEWS.COM- Sebuah warung milik warga hangus dilalap si jago merah. Peristiwa kebakaran yang terjadi di kawasan pesisir Pantai Palangpang, Kampung Palangpang RT 04 RW 11, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jumat (25/7/2025), sekitar pukul 06.40 WIB. Kapolsek Ciemas, AKP Deni Miharja, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menjelaskan bahwa bangunan yang terbakar merupakan milik Yadi (56), warga Kampung Kokoncong, RT 04/11, Desa Ciwaru. ”Benar telah terjadi kebakaran sebuah warung di kawasan pesisir Palangpang. Dugaan sementara penyebabnya karena korsleting listrik,” ujar AKP Deni. Beruntung, akibat kebakaran tidak sampai menelan korban jiwa. Namun pemilik warung diperkirakan mengalami kerugian materi hingga mencapai Rp70 juta. Beredar informasi, kebakaran pertama kali diketahui oleh saksi bernama Soleh (30). Sekitar pukul 07.00 WIB, ia melihat kepulan asap dari bangunan warung milik korban. “Saksi melihat api semakin membesar dan membakar bagian belakang bangunan warung. Lalu saksi berteriak meminta bantuan warga. Kemudian warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya,” ungkap AKP Deni. Material bangunan yang sebagian besar terbuat dari kayu membuat api cepat menjalar dan membakar habis warung tersebut. Saat kejadian, pemilik warung tengah berada di rumahnya bersama istri dan anaknya sehingga tidak mengetahui langsung awal mula kebakaran. Petugas kepolisian bersama warga kemudian melakukan upaya pemadaman manual hingga api berhasil dikendalikan. Meski sempat panik, warga sekitar sigap membantu mengamankan lokasi agar api tidak merambat ke bangunan lain di sekitarnya. Hingga berita disiarkan Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kebakaran yang meluluhlantakkan bangunan yang digunakan untuk mencari nafkah keluarga korban. (Dicky)
SUKABUMI-BIDIK-KASUSNEWS.COM – Kepala Pelaksana BPBD dan Damkar Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, mengungkap intensitas bencana di wilayahnya masih tergolong tinggi. Sepanjang Januari hingga Juni 2025 tercatat 131 kejadian bencana yang menyebabkan kerugian materi mencapai Rp1,4 miliar. “Jenis bencana paling dominan adalah cuaca ekstrem sebanyak 54 kejadian, disusul banjir 51, tanah longsor 14, kebakaran permukiman 9, dan angin puting beliung 3 kali,” ujar Novian, Selasa (22/7/2025). Wilayah paling terdampak adalah Kecamatan Warudoyong (27 kejadian) dengan kerugian mencapai Rp193 juta dan luas area terdampak 418 m². Disusul Baros (26 kejadian) dan Lembursitu (19 kejadian). Cuaca ekstrem menjadi bencana paling merugikan dengan total kerugian mencapai Rp1,009 miliar, meskipun hanya berdampak pada area seluas 1.011 m². Sementara tanah longsor menyebabkan kerugian Rp227 juta dan banjir Rp77,8 juta. Dari segi waktu, Mei mencatat jumlah kejadian terbanyak dengan 37 kasus, disusul Maret 39, April 23, Januari 22, dan Juni 7 kejadian. Pada Juni sendiri, terjadi 4 kebakaran, 2 cuaca ekstrem, dan 1 tanah longsor, dengan nilai kerugian Rp35 juta. Lonjakan bencana disebut erat kaitannya dengan curah hujan dan faktor iklim. “Data Stasiun Klimatologi Jabar menunjukkan pada dasarian II Juni 2025, curah hujan rendah 33 persen, sedang 58 persen, dan tinggi 9 persen,” jelas Novian. Sebagai langkah antisipasi, BPBD telah menetapkan status siaga darurat bencana sejak awal tahun hingga 31 Mei 2025. Selain itu, dilakukan simulasi dan pelatihan kebencanaan di sekolah-sekolah serta pelatihan mitigasi untuk masyarakat rawan bencana, seperti di Kadudampit dan Cibeureum. (Usep)