JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 21 Juni 2025 — Di tengah berbagai keterbatasan yang dihadapi keluarga warga binaan, Rutan Kelas IIB Jepara mengambil langkah sederhana namun berarti: menyediakan fasilitas parkir gratis bagi para pengunjung. Langkah ini mungkin tampak kecil, namun bagi keluarga WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) yang datang dari berbagai penjuru dengan segala keterbatasan, ini adalah bentuk nyata dari kepedulian. Beban biaya yang sering kali menjadi hambatan, kini sedikit berkurang berkat kebijakan tersebut. Kepala Rutan Jepara menjelaskan bahwa pemberian fasilitas parkir gratis bukan sekadar soal teknis, melainkan bagian dari pendekatan humanis dalam layanan pemasyarakatan. “Kami ingin menciptakan suasana yang lebih ramah dan hangat bagi keluarga yang datang. Kehadiran mereka adalah bagian penting dalam proses pembinaan WBP,” ungkapnya. Menjaga Asa di Balik Jeruji Kunjungan keluarga kerap menjadi momen paling dinanti oleh para WBP. Kehadiran orang-orang terkasih menjadi penyangga semangat dan harapan selama menjalani masa pidana. Maka, segala upaya untuk memperlancar dan memudahkan momen tersebut merupakan investasi sosial yang besar artinya. Selain fasilitas parkir, Rutan Jepara juga terus melakukan perbaikan sarana dan prasarana kunjungan serta meningkatkan kualitas layanan publik lainnya. Upaya ini selaras dengan semangat pemasyarakatan modern yang lebih berfokus pada rehabilitasi dan pemulihan hubungan sosial. Dengan langkah-langkah seperti ini, Rutan Jepara tak hanya mengurusi tata tertib di balik tembok, tapi juga menyentuh hati mereka yang menanti di luar pagar.(Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 19 Juni 2025 — Siapa bilang jeruji besi hanya menjadi tempat menunggu waktu berlalu? Di Rutan Kelas IIB Jepara, justru harapan mulai tumbuh – bukan hanya secara kiasan, tapi secara harfiah. Barisan tanaman hijau tumbuh subur di lahan terbatas, ditanam dan dirawat oleh tangan-tangan warga binaan yang kini punya semangat baru untuk berubah. Rutan Jepara menjawab tantangan zaman dengan langkah nyata: mendukung Asta Akselerasi, program prioritas Kementerian Hukum dan HAM yang mendorong percepatan pelayanan pemasyarakatan melalui berbagai inovasi. Salah satu pilar penting yang kini dioptimalkan adalah ketahanan pangan. “Kami ingin warga binaan tidak hanya menjalani hukuman, tapi juga menjalani pembinaan yang memberi makna. Ketahanan pangan menjadi media pembelajaran sekaligus kemandirian,” ujar Kepala Rutan Jepara. Dari Lahan Tidur Menjadi Ladang Subur Mengandalkan semangat gotong-royong, Rutan Jepara menyulap area kosong di dalam rutan menjadi lahan pertanian produktif. Sayuran segar seperti bayam, kangkung, hingga jagung kini tumbuh rapi dan siap panen. Bukan hanya sekadar proyek, kegiatan ini menjadi wadah pembinaan keterampilan bagi warga binaan. Mereka dibimbing langsung oleh petugas dan instruktur pertanian, diajari teknik tanam, merawat tanaman, hingga memanen dan mengelola hasilnya. “Awalnya saya tidak tahu apa-apa soal bertani. Sekarang saya bisa nanam sendiri. Siapa tahu, setelah bebas nanti, saya bisa buka usaha tani kecil-kecilan,” kata R, salah satu WBP dengan senyum penuh harapan. Menuju Pemasyarakatan yang Mandiri dan Bermartabat Hasil panen pertanian tak hanya digunakan untuk konsumsi internal, tapi juga membantu mengurangi ketergantungan pasokan dari luar. Ini tentu sejalan dengan semangat kemandirian yang digaungkan Asta Akselerasi: menciptakan sistem pemasyarakatan yang tidak hanya mengurung, tetapi mendidik, memberdayakan, dan membebaskan secara batiniah. Program ini sekaligus memberi kontribusi nyata terhadap isu nasional: ketahanan pangan. Di tengah tantangan global dan inflasi pangan, langkah Rutan Jepara menjadi contoh bahwa solusi bisa datang dari mana saja – bahkan dari balik tembok rutan. Membangun Masa Depan dari Balik Pagar Ketika WBP menanam bibit, yang tumbuh bukan hanya tanaman, tetapi juga harapan. Harapan akan masa depan yang lebih baik, akan hidup yang lebih bermakna, dan akan kesempatan kedua. Dengan semangat ini, Rutan Jepara siap terus melaju mendukung Asta Akselerasi, membuktikan bahwa pemasyarakatan bukan hanya tentang masa lalu yang kelam, tetapi tentang membangun masa depan yang lebih terang.(Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 19 Juni 2025 — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Jepara terus menunjukkan komitmennya dalam memenuhi hak-hak dasar Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), termasuk hak atas layanan kesehatan mental. Hari ini, Rutan Jepara mendampingi salah satu WBP atas inisial Nks menjalani pemeriksaan lanjutan di Poli Jiwa RSUD Kartini Jepara. Pendampingan ini dilakukan oleh dua petugas pengamanan yang turut mengawal jalannya pemeriksaan guna memastikan keamanan dan ketertiban selama proses berlangsung. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Rutan Jepara dalam menangani gangguan kejiwaan yang dialami oleh WBP bersangkutan. Pemeriksaan dilakukan langsung oleh dokter spesialis kejiwaan (Sp.KJ) RSUD Kartini Jepara. Selain pemeriksaan medis secara mendalam, termasuk wawancara terkait riwayat halusinasi dan kondisi psikologis terkini, dokter juga memberikan dukungan moril dan motivasi kepada WBP untuk tetap semangat menjalani kehidupan di lingkungan rutan. Dalam sesi terapi tersebut, WBP juga mendapatkan penanganan lanjutan berupa terapi kejiwaan yang disesuaikan dengan kebutuhan klinis, guna menjaga kestabilan emosi serta mendorong proses pemulihan yang lebih efektif. Kepala Rutan Jepara, Renza Maisetyo, menegaskan bahwa layanan kesehatan mental adalah bagian penting dari proses pembinaan yang dilakukan oleh pihaknya. > “Kami tidak hanya menjaga keamanan dan ketertiban, tetapi juga memastikan bahwa para warga binaan mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, baik fisik maupun mental. Pendampingan ini adalah bentuk nyata dari kepedulian kami terhadap kesejahteraan mereka secara menyeluruh,” ujarnya. Renza menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi bukti bahwa hak asasi manusia tetap dijunjung tinggi dalam proses pemasyarakatan, dan kesehatan mental menjadi perhatian serius dalam upaya rehabilitasi WBP. Selama pelaksanaan pendampingan, seluruh proses berjalan aman, tertib, dan kondusif. Petugas Rutan menjalankan tugasnya dengan standar pengamanan yang tinggi namun tetap mengedepankan pendekatan humanis. Melalui kegiatan ini, Rutan Jepara ingin menegaskan bahwa pembinaan warga binaan tidak hanya menyentuh aspek hukum, tetapi juga aspek kemanusiaan, termasuk hak untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa yang layak dan berkesinambungan.(Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 17 Juni 2025 — Tidak ada ruang untuk kompromi dalam urusan keamanan. Itulah pesan tegas yang disampaikan Rutan Jepara saat petugas Pengamanan Pintu Utama (P2U) melakukan penggeledahan mendadak terhadap seluruh pegawai yang akan memulai tugas pagi ini. Dalam suasana yang penuh kesadaran namun tetap bersahabat, satu per satu pegawai diperiksa secara menyeluruh—mulai dari barang bawaan hingga pemeriksaan badan. Tanpa kecuali, baik staf senior maupun junior, semua diperlakukan dengan standar pengamanan yang sama. Ini bukan bentuk ketidakpercayaan, melainkan wujud komitmen untuk menegakkan disiplin secara menyeluruh. Menurut Kepala Rutan Jepara, Renza Maisetyo, pemeriksaan ini merupakan bagian dari strategi penguatan keamanan internal dan langkah pencegahan dini atas potensi masuknya barang terlarang ke dalam lingkungan rutan. > “Kami ingin membangun budaya sadar keamanan. Pegawai bukan hanya pelaksana tugas, tapi juga garda terdepan dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan aman,” ujarnya. Lebih dari sekadar tindakan pengamanan, kegiatan ini juga berfungsi sebagai pengingat bagi seluruh pegawai bahwa tanggung jawab keamanan adalah milik bersama. Di tengah dinamika lingkungan pemasyarakatan yang kompleks, sinergi dan kewaspadaan menjadi kunci utama. Kegiatan ini disambut positif oleh jajaran internal. Beberapa pegawai bahkan menyatakan bahwa pemeriksaan seperti ini justru memberikan rasa percaya diri karena menunjukkan bahwa tidak ada yang kebal terhadap aturan. Langkah berani ini mencerminkan semangat pembaruan di tubuh Rutan Jepara. Tidak hanya menjaga warga binaan, tetapi juga memastikan bahwa semua unsur di dalamnya—termasuk petugas—berada di jalur yang sama: jalur integritas dan profesionalisme. Dengan pengamanan yang diperketat dan sistem yang transparan, Rutan Jepara terus membuktikan bahwa pelayanan pemasyarakatan tidak hanya soal pengawasan, tapi juga soal keteladanan.(Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 14 Juni 2025 — Kepala Rutan Kelas IIB Jepara menggelar pengarahan khusus kepada jajaran satuan pengamanan dalam rangka memperkuat komitmen terhadap tugas dan fungsi pemasyarakatan. Dalam pertemuan yang berlangsung penuh ketegasan tersebut, ia menyoroti pentingnya disiplin dan integritas sebagai pondasi utama dalam menjalankan tanggung jawab sebagai petugas Rutan. “Saya tidak akan mentolerir adanya keterlibatan petugas dalam peredaran narkoba maupun penggunaan handphone secara ilegal. Ini menyangkut harga diri institusi dan keselamatan semua pihak di dalam Rutan,” ujarnya dengan nada serius. Pengarahan ini juga menekankan peran penting komandan jaga sebagai pengendali lapangan. Kepala Rutan meminta agar pengawasan terhadap warga binaan terus ditingkatkan, termasuk melalui pelaporan kontrol keliling secara rutin disertai dokumentasi pagi dan sore hari. Selain itu, upaya penguatan sistem pengamanan juga menjadi fokus, dengan rencana penambahan penerangan dan CCTV di area-area yang dinilai rawan. Tak hanya itu, penempatan petugas di pos penjagaan dan titik-titik strategis akan terus dievaluasi demi memastikan tidak ada celah dalam pengawasan. Kepala Rutan juga memberikan peringatan keras terhadap keterlibatan petugas dalam praktik judi online, sebuah fenomena yang menurutnya bisa merusak fokus dan moral kerja. “Kita adalah garda terdepan dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Jangan nodai itu dengan perilaku menyimpang,” tegasnya. Dengan pengarahan ini, diharapkan seluruh jajaran Rutan Jepara semakin solid, disiplin, dan profesional dalam menjalankan tugasnya, sekaligus membangun iklim kerja yang bersih dan bertanggung jawab.(Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 14 Juni 2025 — Suasana berbeda tampak di Rumah Tahanan Kelas IIB Jepara pada Sabtu pagi (14/6). Di aula utama, sejumlah warga binaan pemasyarakatan (WBP), khususnya para lansia, tampak duduk rapi menunggu giliran mereka diperiksa oleh tim medis. Bukan sekadar rutinitas, kegiatan ini menjadi salah satu upaya nyata untuk memastikan kesehatan para penghuni rutan tetap terjaga. Dengan menggandeng tenaga kesehatan dari Puskesmas Jepara Kota, pemeriksaan kali ini mencakup berbagai aspek penting. Mulai dari deteksi penyakit menular seperti tuberkulosis dan ISPA, hingga pemeriksaan penyakit tidak menular seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan gangguan jantung. Bagi para WBP lansia, kegiatan ini bukan hanya tentang pemeriksaan fisik. Mereka juga mendapat sesi konseling kesehatan yang berisi edukasi tentang pentingnya gaya hidup sehat, mengelola stres, dan menjaga kondisi tubuh meski berada dalam keterbatasan. “Banyak dari mereka yang tidak menyadari kondisi kesehatannya. Melalui kegiatan ini, kami ingin membantu mereka memahami pentingnya perawatan sejak dini,” ujar dokter umum yang memimpin kegiatan tersebut. Kepala Rutan Jepara, Renza Maisetyo, menegaskan bahwa layanan kesehatan adalah bagian dari hak dasar setiap warga binaan. “Kami tidak hanya menjaga keamanan, tapi juga menjamin hak-hak dasar, termasuk hak untuk sehat. Terima kasih kepada Puskesmas Jepara Kota yang telah memberikan perhatian dan pelayanan terbaik,” katanya. Para WBP menyambut kegiatan ini dengan antusias. Salah satu WBP lansia mengaku senang bisa menjalani pemeriksaan menyeluruh. “Biasanya cuma pusing saya tahan saja, sekarang dicek semuanya. Saya merasa lebih diperhatikan,” ucapnya sambil tersenyum. Dengan adanya pemeriksaan rutin seperti ini, pihak Rutan berharap kondisi kesehatan warga binaan bisa terus dipantau, dan berbagai potensi penyakit bisa dicegah lebih awal. Di balik jeruji besi, semangat untuk hidup sehat tetap menyala. (Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 13 Juni 2025 – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Jepara mengadakan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) guna membahas usulan remisi tambahan dan remisi dasawarsa bagi sejumlah narapidana. Sidang ini merupakan bagian dari proses evaluasi pembinaan yang rutin dilakukan sebagai bentuk penilaian terhadap narapidana yang menunjukkan perilaku baik. Remisi tambahan diusulkan bagi narapidana yang menjalankan tugas sebagai tamping pemuka, yaitu narapidana yang membantu kegiatan internal rutan, mulai dari kebersihan hingga pembinaan teknis. Sementara itu, remisi dasawarsa diberikan kepada narapidana yang telah menjalani masa pidana selama 10 tahun penuh dan memenuhi syarat administratif serta substantif. Kepala Rutan Kelas IIB Jepara, Renza Maisetyo, menyampaikan bahwa pemberian remisi merupakan bentuk penghargaan kepada narapidana yang mampu menunjukkan perubahan positif selama masa pembinaan. “Pemberian remisi diharapkan menjadi motivasi bagi narapidana lainnya untuk ikut aktif dalam kegiatan pembinaan dan tetap menjaga perilaku baik,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa Rutan Jepara terus mengembangkan program pembinaan berbasis keterampilan, termasuk bagi warga binaan perempuan. Pelatihan-pelatihan yang akan diberikan ke depan diharapkan menjadi bekal produktif bagi narapidana setelah bebas nanti. Sidang TPP ini tidak hanya berfungsi sebagai forum penilaian, tetapi juga menjadi bagian penting dalam mewujudkan sistem pemasyarakatan yang berorientasi pada perubahan dan reintegrasi sosial. Melalui pemberian remisi yang selektif dan terukur, Rutan Jepara berupaya menciptakan lingkungan pembinaan yang adil dan bermartabat.(Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 13 Juni 2025 – Rutan Kelas IIB Jepara terus berinovasi dalam menciptakan pola pembinaan yang tidak hanya berorientasi pada keamanan, tetapi juga pada pembentukan karakter. Salah satu terobosan yang terus dijalankan adalah kegiatan olahraga rutin yang melibatkan seluruh warga binaan. Olahraga tak sekadar menjadi aktivitas pengisi waktu luang. Di tangan Kepala Rutan Jepara, Renza Maisetyo, kegiatan ini disulap menjadi alat pembinaan mental, disiplin, dan kerja sama. “Kami ingin warga binaan tidak hanya sehat secara fisik, tapi juga tumbuh secara sosial dan emosional,” tutur Renza. Cabang olahraga yang diminati di antaranya voli, bulu tangkis, tenis meja, dan sepak takraw. Setiap harinya, lapangan di dalam Rutan tampak hidup dengan semangat kompetitif namun sportif dari para peserta. Uniknya, kegiatan ini turut melibatkan petugas Rutan, sehingga tercipta interaksi yang lebih hangat dan setara. Menurut Renza, pendekatan ini bertujuan untuk menghilangkan sekat antara petugas dan warga binaan. “Kami ingin membangun suasana kebersamaan. Ketika mereka merasa dihargai sebagai manusia, proses pembinaan akan lebih efektif,” ujarnya. Untuk memacu semangat, Rutan Jepara juga rutin mengadakan turnamen internal. Dari ajang ini, beberapa warga binaan mulai menunjukkan potensi sebagai atlet yang menjanjikan. Lebih dari sekadar olahraga, kegiatan ini mencerminkan perubahan pendekatan dalam sistem pemasyarakatan—dari yang bersifat menghukum menjadi membina dan memberdayakan. Harapannya, warga binaan dapat menyongsong masa depan yang lebih cerah dengan bekal karakter yang kuat, sehat, dan siap kembali ke tengah masyarakat.(Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 3 Juni 2025 — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Jepara terus mengintensifkan program pembinaan keagamaan bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) melalui kegiatan pengajian rutin, mujahadah, istighatsah, serta pembacaan maulid dan belajar baca Iqra dan Al-Qur’an yang dilaksanakan setiap pekan. Kegiatan pengajian rutin dilaksanakan setiap hari Selasa pagi, dengan mengundang penceramah dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jepara. Dalam suasana khusyuk, warga binaan mengikuti mujahadah dan istighatsah bersama, memohon ampunan dan kekuatan spiritual agar mampu menjalani masa pidana dengan penuh kesabaran dan keinsafan. Selain itu, setiap hari Kamis, kegiatan keagamaan dengan pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini diiringi oleh Tim Rebana WBP Rutan Jepara, serta diisi ceramah agama dari perwakilan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jepara. Iringan salawat dan lantunan pujian terhadap Rasulullah menambah semangat kebersamaan dan ketenangan batin para warga binaan. Kepala Rutan Jepara Renza Maisetyo menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan rohani yang berkelanjutan. “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi mampu membentuk karakter spiritual warga binaan sebagai bekal mereka kelak kembali ke masyarakat,” ujarnya.Renza kepada Bidik-kasusnews selalas 3/6/2025 Program ini juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk keluarga WBP dan tokoh masyarakat, karena dinilai mampu membawa perubahan positif dalam perilaku dan pola pikir para warga binaan. Dengan semangat keislaman dan nilai-nilai kebaikan yang terus ditanamkan, diharapkan para warga binaan dapat menjalani masa tahanan dengan penuh keinsafan, serta kembali ke tengah masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik dan bermanfaat.(Wely-jateng)
JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 3 Juni 2025 – Rumah Tahanan Negara Jepara berkolaborasi dengan Rumah BUMN Jepara menggelar program pembinaan kemandirian bagi warga binaan dengan mengembangkan keterampilan kerajinan tangan berbahan dasar palet kayu bekas. Salah satu produk unggulan yang dihasilkan adalah cup holder atau wadah tempat minuman yang sangat berguna untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pembinaan dan pemberdayaan warga binaan agar memiliki keahlian produktif yang dapat dimanfaatkan setelah menjalani masa pidana. Produk yang dihasilkan tak hanya memiliki nilai guna tinggi, tetapi juga bernilai estetika dan ramah lingkungan. Kepala Rutan Jepara, Renza Maisetyo, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata sinergi antara Rutan Jepara dan pihak eksternal dalam membekali warga binaan dengan keterampilan kerja.”Kami ingin agar warga binaan tidak hanya sekadar menjalani masa hukuman, tetapi juga mendapat bekal nyata yang bisa dimanfaatkan dikemudian hari. Kerja sama ini memberi harapan baru bagi mereka,” ujarnya. Sementara itu, perwakilan dari Rumah BUMN Jepara menambahkan bahwa produk cup holder ini memiliki potensi pasar yang cukup luas terutama di kalangan UMKM kuliner yang membutuhkan kemasan unik dan fungsional untuk meningkatkan daya tarik produk mereka.”Kami memesan 108 cup holder, kami juga akan membantu dalam proses pemasaran dan promosi agar produk hasil karya warga binaan bisa dikenal lebih luas,” ungkapnya. Dengan desain yang minimalis dan bahan ramah lingkungan, cup holder kayu ini menjadi solusi inovatif yang mendukung gerakan pengurangan penggunaan plastik sekaligus memberi nilai tambah ekonomi bagi pelaku UMKM. Seluruh proses produksi dilakukan dengan pendampingan dan pelatihan langsung oleh instruktur yang berpengalaman. Program ini tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada pembentukan karakter dan mental wirausaha bagi warga binaan. Harapannya, setelah bebas nanti, para warga binaan dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang mandiri dan produktif.(Wely-jateng)