JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara – Upaya penguatan sistem pemasyarakatan yang transparan dan akuntabel terus dilakukan oleh Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Jepara. Pada Selasa (22/7/2025), Rutan Jepara menerima kunjungan resmi dari Hakim Pengawas dan Pengamat (Wasmat) Pengadilan Negeri Jepara sebagai bagian dari agenda pengawasan tahunan terhadap pelaksanaan putusan pengadilan terhadap warga binaan. Kunjungan tersebut dipimpin oleh salah satu hakim dari PN Jepara, dan diterima langsung oleh Kepala Rutan, Renza Maisetyo, didampingi Kepala Subseksi Pelayanan Tahanan, Yusri Arinaldy Asdira. Mereka memfasilitasi kegiatan wawancara terhadap 15 narapidana yang mewakili berbagai jenis kasus dan masa hukuman. Dalam kunjungan ini, hakim memeriksa secara langsung bagaimana pelaksanaan putusan pidana diterapkan di dalam Rutan, termasuk sejauh mana hak-hak narapidana dipenuhi dan proses pembinaan dijalankan secara benar. Kegiatan ini menjadi cermin dari sinergi antara lembaga peradilan dan pemasyarakatan dalam membangun sistem hukum yang kredibel. “Rutan bukan hanya pelaksana putusan pengadilan, tetapi juga garda terdepan dalam membina dan memanusiakan narapidana. Karena itu, pengawasan seperti ini penting sebagai bentuk pertanggungjawaban kami kepada publik,” kata Renza Maisetyo. Sementara itu, Hakim Wasmat dari PN Jepara menegaskan bahwa kunjungan ini bukan formalitas, melainkan bagian dari mekanisme checks and balances yang sah. “Kami ingin memastikan bahwa apa yang telah diputuskan oleh pengadilan benar-benar dijalankan secara profesional dan sesuai dengan prinsip keadilan,” ujarnya. Warga binaan pun diberi ruang untuk menyampaikan langsung pengalaman mereka, termasuk jika ada kendala dalam layanan, pembinaan, maupun pelaksanaan hak-hak dasar seperti kesehatan, makan, dan kunjungan keluarga. Kasubsi Pelayanan Tahanan, Yusri Arinaldy Asdira, menambahkan bahwa kunjungan seperti ini membantu internal Rutan dalam membenahi dan memperbaiki layanan secara menyeluruh. “Masukan langsung dari hakim menjadi referensi penting untuk kami dalam memperbaiki sistem secara berkala,” tuturnya. Rutan Jepara berkomitmen untuk terus terbuka terhadap pengawasan eksternal sebagai bagian dari budaya kerja yang profesional, terbuka, dan bertanggung jawab. Kegiatan pengawasan ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mendorong reformasi birokrasi di bidang hukum dan pemasyarakatan.(Wely-jateng)

JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 18 Juli 2025 – Di balik tembok kokoh dan jeruji besi Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Jepara, ada alunan dzikir dan shalawat yang mengalir lembut, menciptakan keteduhan di tengah kerasnya kehidupan para warga binaan. Setiap pekan, ruang-ruang yang biasanya dipenuhi aktivitas rutin pengamanan kini berubah menjadi tempat perenungan spiritual yang dalam. Rutan Jepara menghadirkan pendekatan pembinaan yang menyentuh sisi terdalam manusia—jiwa dan hati. Kegiatan mujahadah, istighatsah, pembacaan maulid Nabi, dan lantunan shalawat telah menjadi agenda tetap yang membentuk atmosfer baru: damai, teduh, dan penuh harapan. “Kalau dulu saya hanya tahu marah dan kecewa, sekarang saya mulai belajar ikhlas dan bersyukur,” ucap salah satu warga binaan yang rutin mengikuti kegiatan dzikir. Menumbuhkan Kesadaran Baru Setiap Selasa pagi, para warga binaan berkumpul dalam balutan kesederhanaan, duduk bersila, dan mengikuti mujahadah serta istighatsah yang dipandu oleh ustaz dari PCNU Jepara. Kegiatan ini bukan hanya ritual keagamaan, tapi juga ruang penyembuhan emosional. Banyak di antara warga binaan yang mengaku, lewat lantunan dzikir itu, mereka mampu menata kembali pikiran dan menyusun ulang arah hidup. Sementara pada hari Kamis, pembacaan maulid Nabi Muhammad SAW dan shalawat menjadi penyejuk hati yang sangat dinanti. Tidak sedikit dari mereka yang meneteskan air mata saat mendengar kisah-kisah keteladanan Rasulullah dalam ceramah yang dibawakan penyuluh agama dari Kementerian Agama Kabupaten Jepara. Dari Pemasyarakatan Menuju Pencerahan Kepala Rutan Jepara menekankan bahwa pendekatan spiritual adalah bagian penting dari strategi pemasyarakatan yang humanis. “Kami ingin agar warga binaan tidak hanya menjalani masa hukuman, tetapi juga menemukan makna kehidupan baru. Mujahadah, dzikir, dan shalawat adalah jalan untuk itu,” ujarnya. Dengan dukungan aktif dari PCNU dan Kemenag Jepara, Rutan Kelas IIB Jepara bertekad menjadikan tempat ini bukan sekadar rumah tahanan, tetapi ruang transformasi diri. Ruang yang Penuh Harapan Kegiatan ini juga menjadi ruang dialog batin bagi warga binaan. Dari mereka yang semula acuh dan keras hati, kini mulai mengenal damai dalam diri. Beberapa bahkan menjadi penggerak kegiatan, mengajak teman-temannya untuk ikut hadir dalam majelis sederhana tersebut. Di tempat yang sering dipersepsikan sebagai akhir dari segalanya, justru tumbuh benih-benih awal menuju perubahan. Di balik pagar dan dinding yang membatasi dunia luar, warga binaan menemukan dunia batin yang luas dan terang—melalui dzikir dan shalawat.(Wely-jateng)

JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 18 Juli 2025 – Semangat pagi begitu terasa di halaman Rutan Kelas IIB Jepara. Deru musik aerobik yang bersemangat memecah kesunyian, memicu semangat puluhan warga binaan dan pegawai pemasyarakatan yang berbaris rapi untuk mengikuti kegiatan senam bersama. Kegiatan yang digelar pada Jumat pagi ini bukan sekadar aktivitas rutin, melainkan bagian dari pendekatan humanis yang dilakukan Rutan Jepara dalam membina warganya. Senam aerobik bersama menjadi salah satu program inovatif yang diinisiasi jajaran Rutan Jepara guna meningkatkan kualitas hidup warga binaan. Melalui aktivitas fisik yang menyenangkan, pihak rutan berupaya menciptakan suasana sehat, harmonis, serta membangun interaksi yang positif antara pegawai dan warga binaan. Menjaga Kesehatan Jasmani dan Mental Kepala Rutan Kelas IIB Jepara menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan utama untuk menjaga kebugaran fisik sekaligus kesehatan mental para warga binaan. Di tengah keterbatasan ruang dan aktivitas selama menjalani masa pidana, senam aerobik menjadi sarana yang tepat untuk menggerakkan tubuh, melatih pernapasan, serta meredakan ketegangan pikiran. > “Kami menyadari bahwa kesehatan adalah hal mendasar. Dengan mengadakan senam bersama, kami ingin memberikan suasana yang lebih segar dan positif, sekaligus mengajak warga binaan untuk lebih peduli terhadap tubuh mereka,” ujar Kepala Rutan. Selain itu, senam ini juga menjadi bentuk pencegahan terhadap penyakit tidak menular seperti hipertensi, obesitas, hingga stres yang sering kali muncul akibat minimnya aktivitas fisik di dalam lingkungan tertutup. Membangun Hubungan yang Lebih Humanis Tak hanya berdampak pada fisik, senam aerobik bersama juga menjadi jembatan untuk memperkuat komunikasi antara pegawai dan warga binaan. Melalui aktivitas bersama yang bersifat nonformal ini, tumbuh suasana kekeluargaan dan saling percaya. Rasa canggung yang biasanya muncul antara petugas dan warga binaan perlahan mencair, digantikan dengan tawa dan semangat kolektif. > “Kami ingin membangun pemasyarakatan yang humanis. Senam ini menjadi bagian kecil dari komitmen kami untuk memperlakukan warga binaan dengan pendekatan yang lebih baik, sebagai bagian dari proses pembinaan,” tambah salah satu pejabat rutan. Antusiasme Warga Binaan Kegiatan senam ini disambut antusias oleh para warga binaan. Banyak di antara mereka yang berharap kegiatan semacam ini bisa diadakan secara rutin setiap pekan. Selain menyenangkan, mereka merasa lebih sehat dan merasa diperhatikan oleh pihak rutan. Salah seorang warga binaan menyampaikan, “Saya merasa lebih segar setelah senam. Ini kegiatan yang menyenangkan dan bisa mengurangi stres. Kalau bisa, kami ingin senam seperti ini diadakan lebih sering.” Bagian dari Program Pembinaan Berkelanjutan Rutan Jepara telah mengembangkan berbagai program pembinaan berbasis kegiatan fisik dan spiritual untuk mendukung proses rehabilitasi warga binaan. Selain senam, kegiatan lain seperti olahraga rutin, pelatihan kerja, keagamaan, dan keterampilan menjadi bagian integral dari upaya mempersiapkan warga binaan untuk kembali ke masyarakat dengan lebih siap dan sehat, baik secara mental maupun fisik. Kegiatan senam aerobik ini menjadi bukti nyata bahwa lembaga pemasyarakatan bukan hanya tempat menjalani hukuman, tetapi juga wadah pembinaan dan pemulihan bagi individu yang ingin memperbaiki diri. Dengan pendekatan yang lebih humanis dan inovatif, Rutan Jepara terus berupaya menjadi contoh institusi pemasyarakatan yang progresif dan berpihak pada nilai kemanusiaan.(Wely-jateng)

JATENG:Bidik-kasusnews.com Nusakambangan, 17 Juli 2025 – Pulau Nusakambangan yang selama ini dikenal sebagai pulau penjara, pekan ini menyuguhkan suasana berbeda. Selama tiga hari terakhir, pulau tersebut menjadi tempat lahirnya semangat baru bagi puluhan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui kegiatan Perkemahan Satya Dharma Bakti Pemasyarakatan perdana. Kegiatan yang berlangsung sejak 15 hingga 17 Juli 2025 ini ditutup dengan seremoni yang menggugah haru sekaligus semangat. Lima WBP dari Rutan Kelas IIB Jepara turut ambil bagian dan menunjukkan perubahan sikap serta kedisiplinan selama rangkaian kegiatan berlangsung. Perkemahan ini menjadi bagian dari program pembinaan kepribadian Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang bertujuan menginternalisasi nilai-nilai tanggung jawab, kerja sama, dan kepemimpinan bagi WBP. Kegiatan ini diisi dengan pelatihan mental, kegiatan alam terbuka, serta pendidikan karakter yang dikemas secara interaktif. Salah satu peserta WBP menyampaikan rasa syukurnya, “Kami merasa diberi kesempatan untuk belajar kembali menjadi pribadi yang lebih baik. Di sini kami tidak hanya belajar, tapi juga menemukan harapan,” ungkapnya penuh haru. Kelima WBP dari Jepara menjadi simbol keberhasilan program pembinaan. Mereka menunjukkan ketekunan, kekompakan, dan komitmen dalam setiap sesi, membuktikan bahwa perubahan itu mungkin – bahkan dari balik jeruji besi. Penutupan perkemahan ini bukan sekadar akhir dari kegiatan, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju pemulihan jati diri. Diharapkan, setelah kembali ke rutan masing-masing, semangat yang telah ditanamkan dapat terus tumbuh dan membentuk pribadi WBP yang siap kembali ke masyarakat dengan nilai-nilai positif.(Wely-jateng)

JATENG;Bidik-kasusnews.com Jepara, 16 Juli 2025 – Tiga Taruna dari Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip), terdiri dari satu taruna dan dua taruni, memulai kegiatan Orientasi Lapangan (Orlap) di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Jepara. Kegiatan ini menandai awal keterlibatan mereka secara langsung dalam dinamika pemasyarakatan, sebagai bagian dari proses pembelajaran praktis di luar kelas. Kehadiran mereka disambut hangat oleh Kepala Rutan Jepara, Renza Maisetyo, yang menegaskan pentingnya pengalaman langsung di lapangan bagi calon aparatur pemasyarakatan. Menurutnya, pemahaman teoritis yang didapatkan di kampus akan menjadi lebih bermakna ketika dikombinasikan dengan praktik nyata di lingkungan kerja. > “Rutan Jepara membuka pintu lebar bagi proses belajar para taruna. Kami ingin memberikan gambaran yang utuh mengenai dunia pemasyarakatan—baik dari sisi pelayanan, pembinaan, hingga tantangan keamanan,” ujar Renza. Selama Orlap, para taruna akan mengikuti berbagai kegiatan yang berlangsung di dalam rutan. Mereka berkesempatan mengamati langsung proses pembinaan terhadap warga binaan, sistem pengamanan, hingga interaksi antarlembaga. Kegiatan orientasi ini tidak hanya bermanfaat bagi taruna, tetapi juga menjadi sarana introspeksi bagi pihak rutan. Kehadiran generasi muda diharapkan memunculkan ide-ide segar dan semangat baru untuk terus meningkatkan kualitas layanan pemasyarakatan. Rutan Jepara dan Poltekip pun menjadikan kolaborasi ini sebagai langkah strategis dalam mencetak sumber daya manusia yang andal dan berintegritas tinggi di bidang hukum dan HAM. Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan lahir aparatur pemasyarakatan masa depan yang tidak hanya memahami prosedur, tetapi juga memiliki empati, ketegasan, serta komitmen terhadap pembinaan dan perlindungan hak asasi manusia. (Wely-jateng)

JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 15 Juli 2025 — Cahaya api unggun yang menyala di tengah heningnya malam Nusakambangan menjadi saksi bisu atas tekad baru lima Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Kelas IIB Jepara yang kini tengah mengikuti Perkemahan Satya Dharma Bakti Pemasyarakatan. Kegiatan ini bukan sekadar perkemahan, melainkan perjalanan batin menuju perubahan diri. Bertempat di Lapas Pasir Putih Nusakambangan, kegiatan ini mengumpulkan puluhan WBP dari berbagai UPT Pemasyarakatan se-Jawa Tengah. Dengan nuansa Pramuka sebagai landasan kegiatan, perkemahan ini membuka ruang pembinaan yang lebih mendalam — membangun disiplin, memperkuat kerja tim, dan menanamkan semangat nasionalisme. Para peserta menjalani rangkaian kegiatan mulai dari pelatihan baris-berbaris, diskusi nilai kebangsaan, penyuluhan hukum, hingga kegiatan kreatif seperti hasta karya dan lomba yel-yel. Salah satu momen paling berkesan adalah renungan malam dan penyalaan api unggun — simbol pembersihan dan kebangkitan jiwa. Kepala Rutan Jepara, Renza Maisetyo, yang hadir langsung di lokasi, menyampaikan harapannya terhadap kelima perwakilan tersebut. “Kami ingin mereka membawa pulang lebih dari sekadar pengalaman. Kami ingin mereka membawa pulang semangat baru, yang nantinya bisa menginspirasi WBP lain di Rutan Jepara,” tegas Renza. Ia juga menegaskan bahwa para peserta dipilih berdasarkan evaluasi ketat, menyangkut perilaku, kedisiplinan, dan kesungguhan dalam menjalani pembinaan. “Bagi kami, ini bukan seremonial. Ini tentang membangun manusia yang lebih kuat secara mental, lebih teguh dalam prinsip, dan siap menjadi bagian dari masyarakat yang lebih baik.” Dengan mengikuti perkemahan ini, lima WBP dari Rutan Jepara tidak hanya mengukir kenangan, tetapi juga memulai perjalanan baru — dari masa lalu yang kelam menuju masa depan yang penuh harapan. (Wely-jateng)

JATENG:Bidik-Kasusnews.com Jepara, 14 Juli 2025 — Komitmen untuk memperkuat sinergi nasional di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM terus digelorakan. Pada Senin pagi ini, seluruh jajaran pegawai Rutan Kelas IIB Jepara turut ambil bagian dalam kegiatan “Apel Bersama Pegawai di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan” yang digelar secara virtual. Dipimpin langsung oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, apel ini diikuti oleh ribuan pegawai dari berbagai unit kerja di seluruh Indonesia. Dari Rutan Jepara, peserta yang mengikuti kegiatan meliputi Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan, Kepala Sub Seksi Pelayanan Tahanan, staf pelaksana, hingga Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Dalam arahannya, Menteri Hukum dan HAM menyampaikan pentingnya menjaga solidaritas dan kekompakan di tengah tantangan birokrasi dan pelayanan publik yang semakin kompleks. Ia juga menekankan bahwa seluruh jajaran harus menjadi contoh dalam memelihara nilai-nilai kebersamaan, baik di lingkungan kerja maupun di tengah masyarakat. “Kolaborasi antarunit dan semangat persaudaraan menjadi kunci sukses dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kita kepada bangsa,” ujar Menteri dalam sambutannya. Kepala Rutan Jepara menyambut positif kegiatan ini dan menilai bahwa apel bersama tersebut menjadi momentum penting untuk menyelaraskan visi dan semangat kerja seluruh pegawai, tidak hanya di pusat, tetapi juga hingga ke unit pelaksana teknis di daerah. Melalui kegiatan ini, diharapkan semangat integrasi, koordinasi, dan dedikasi seluruh jajaran di bawah Kemenkumham semakin kokoh dalam memberikan pelayanan hukum dan pemasyarakatan yang profesional dan berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan.(Wely-jateng)

JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Jepara kembali menunjukkan wajah humanisnya dalam pembinaan narapidana. Tidak hanya fokus pada aspek keamanan, Rutan Jepara juga menaruh perhatian pada kualitas hidup para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari. Senin (14/7), Rutan Jepara menyalurkan bantuan peralatan mandi secara cuma-cuma kepada seluruh penghuni rutan. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari prinsip pelayanan yang berkeadilan dan berkeprikemanusiaan. Dipandu oleh perawat Rutan, Yanuar Trias Kurniawan, penyaluran bantuan dilakukan secara langsung kepada perwakilan dari masing-masing kamar hunian. Peralatan mandi yang dibagikan berupa sabun, sampo, dan pasta gigi—kebutuhan pokok yang mungkin dianggap remeh, namun sangat vital di lingkungan tertutup seperti rutan. “Bantuan ini kami berikan sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kondisi mereka. Kebersihan pribadi adalah hak semua orang, termasuk mereka yang sedang menjalani masa pidana,” terang Yanuar. Rutan Jepara menekankan bahwa program ini bukan sekadar kegiatan seremonial. Bantuan peralatan mandi ini merupakan bagian dari program pembinaan jangka panjang yang menekankan pentingnya hidup bersih dan sehat. Selain menjaga kondisi fisik para WBP, kegiatan ini juga diharapkan dapat membangun kesadaran kolektif dalam menjaga lingkungan bersama yang lebih higienis dan nyaman. Langkah ini disambut hangat oleh warga binaan. Mereka mengaku merasa dihargai dan diperhatikan, meski berada dalam masa hukuman. “Kami jadi lebih semangat menjalani hari-hari di sini. Bantuan seperti ini menunjukkan bahwa kami tidak dilupakan,” ujar salah satu WBP. Dengan rutin melaksanakan program-program sederhana namun berdampak besar seperti ini, Rutan Jepara berharap dapat terus memperkuat semangat pembinaan yang bermartabat. Karena sejatinya, memanusiakan manusia tidak memerlukan kemewahan—cukup dengan perhatian yang tulus, bahkan pada hal-hal yang paling mendasar. (Wely-jateng)

JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 12 Juli 2025 — Di balik tembok tinggi Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Jepara, semangat pembinaan karakter terus digelorakan. Kali ini, lima orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) mendapatkan kesempatan langka: mengikuti Pembekalan Dasar Kepramukaan sebagai langkah awal menuju keikutsertaan mereka dalam Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan di Pulau Nusakambangan. Kegiatan dimulai Jumat siang, pukul 13.45 WIB, dan menghadirkan suasana yang berbeda dari hari-hari biasanya. Dengan mengenakan seragam latihan, para WBP tampak antusias menyimak arahan para pembina dari Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Jepara yang hadir langsung untuk memberikan pelatihan. Materi yang diberikan tidak hanya teknis, tetapi juga menyentuh aspek moral dan nilai-nilai kebangsaan. Di antaranya adalah pengenalan kepramukaan, yel-yel semangat, latihan baris-berbaris, pionering, serta Simapore Dance — tarian pramuka yang sarat makna kebersamaan dan kedisiplinan. Kepala Rutan Jepara melalui Kepala Subseksi Pelayanan Tahanan menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari upaya pemasyarakatan yang humanis dan progresif. > “Kami ingin WBP menyadari bahwa mereka masih punya potensi, masih punya ruang untuk memperbaiki diri dan berkontribusi secara positif saat kembali ke masyarakat,” tegasnya. Kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari ke depan ini menjadi bentuk sinergi antara Rutan Jepara dan Gerakan Pramuka dalam menciptakan pembinaan yang bermakna dan berdampak. Tidak hanya sebagai persiapan fisik menuju perkemahan, tetapi juga pembekalan mental dan emosional untuk mengukuhkan nilai-nilai tanggung jawab dan cinta tanah air. Kegiatan hari pertama ditutup dengan suasana penuh semangat dan harapan. Bagi para WBP, pembekalan ini bukan sekadar latihan — melainkan sebuah simbol perubahan, harapan, dan jembatan menuju masa depan yang lebih baik.(Wely-jateng)

JATENG:Bidik-kasusnews.com Jepara, 11 Juli 2025 — Dalam upaya memastikan hak dasar warga binaan terpenuhi dengan baik, Kepala Rutan Kelas IIB Jepara, Renza Maisetyo, turun langsung melakukan pemeriksaan bahan makanan yang akan dikonsumsi oleh warga binaan. Langkah ini bukan sekadar rutinitas, melainkan bentuk tanggung jawab nyata terhadap pemenuhan kebutuhan dasar penghuni rutan. “Kami ingin memastikan bahwa setiap bahan makanan yang masuk dan diolah memenuhi standar kebersihan, kelayakan, dan gizi,” ujar Renza di sela kegiatan. Pemeriksaan dilakukan terhadap berbagai jenis bahan pokok seperti beras, sayuran segar, daging, dan kebutuhan dapur lainnya. Semua dicek satu per satu untuk memastikan tidak ada bahan kedaluwarsa atau dalam kondisi tidak layak konsumsi. Kegiatan ini mendapat apresiasi dari petugas dapur yang merasa terbantu dalam menjaga standar pengolahan makanan. Selain itu, warga binaan juga turut merasakan dampak positif dari peningkatan kualitas makanan yang mereka konsumsi setiap hari. Rutan Jepara menegaskan bahwa pemeriksaan bahan makanan akan menjadi kegiatan rutin dan berkelanjutan. Ini sejalan dengan komitmen Kementerian Hukum dan HAM dalam menjamin pemenuhan hak-hak dasar narapidana secara layak dan manusiawi. Dengan langkah nyata ini, Rutan Kelas IIB Jepara terus membuktikan bahwa pelayanan pemasyarakatan tidak hanya soal keamanan, tetapi juga soal kemanusiaan.(Wely-jateng)