SUKABUMI-BIDIK-KASUSNEWS.COM – Peringatan Hari Nelayan ke-13 di Pantai Minajaya, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Kamis (24/7/2025), menjadi ajang syukur dan pesta rakyat nelayan. Kegiatan yang menyedot animo masyarakat itu sebagai wujud rasa syukur atas limpahan rezeki dari laut, sekaligus momentum penguatan ekonomi dan pariwisata pesisir. Asisten Daerah II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Sukabumi, Puji Widodo, menyatakan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk rasa syukur dan pengungkit kesejahteraan nelayan serta UMKM lokal. “Dengan bersyukur, mudah-mudahan nelayan Minajaya makin sejahtera. Ke depan, acaranya harus lebih meriah untuk menarik wisatawan dan mendongkrak ekonomi,” ujarnya. Kegiatan tahunan kata dia diramaikan berbagai atraksi Memukau berupa parade drumband ibu-ibu nelayan, bazar murah, lomba, olahraga, upacara adat, dan hiburan rakyat. Sementara itu, Kadis Perikanan Kabupaten Sukabumi, Nunung Nurhayati, menilai syukuran ini strategis untuk membangkitkan semangat nelayan sekaligus menggairahkan sektor perikanan dan pariwisata. “Jumlah nelayan Minajaya ribuan, tapi sarana seperti dermaga masih minim. Kami terus perjuangkan agar dibangun sandaran perahu. Harapannya didengar Pemprov Jabar dan KKP,” katanya. Ketua Panitia Ambari menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak dan memohon maaf jika terdapat kekurangan dalam pelayanan. Hadir dalam kegiatan ini antara lain Kadis Perikanan, Kabid Disbudpora Luki Mufti, unsur Forkopimcam Surade, Danposal Ujunggenteng Letda Laut Andri Kurniawan, Polsus KKP, Kades Pasiripis, pengurus HNSI, dan para tokoh masyarakat. (Dicky)
SUKABUMI-BIDIK-KASUSNEWS.COM – Seekor penyu hijau (Chelonia mydas) ditemukan dalam kondisi mati di Pantai Minajaya, Desa Buniwangi, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Minggu (20/7/2025). Penemuan tersebut pertama kali dilaporkan oleh anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis Minajaya) kepada petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) sekitar pukul 11.00 WIB. Dari hasil identifikasi, penyu tersebut berjenis kelamin betina, memiliki panjang karapas 80 cm dan lebar 60 cm, serta diperkirakan berusia sekitar 50 tahun — usia produktif bagi spesies ini. “Saat ditemukan tubuhnya sudah membengkak dan mengeluarkan bau busuk. Tidak ditemukan tanda-tanda luka luar,” ujar Ujan, petugas konservasi penyu. Meski penyebab pasti kematian belum diketahui, dugaan sementara mengarah pada faktor penyakit atau dampak polusi laut. Karena kondisi bangkai yang telah membusuk, petugas tidak melakukan nekropsi. Penguburan bangkai penyu dilakukan tak jauh dari lokasi penemuan oleh anggota Pokdarwis Minajaya, pegiat lingkungan, dan warga setempat. “Kami bersama warga langsung menguburkannya untuk mencegah pencemaran,” ungkap Dedi Kurniadi dari Pokdarwis Minajaya. Kematian penyu hijau berusia produktif ini menimbulkan kekhawatiran terkait kelestarian satwa yang dilindungi tersebut. “Sangat disayangkan. Kami mengajak semua pihak lebih peduli terhadap laut dan kehidupan penyu, termasuk menghentikan perburuan liar,” pungkas dia. (Dicky)
Kabupaten Cirebon, Bidik-kasusnews.com — Terletak di perbatasan antara Kabupaten Cirebon dan Kuningan, Desa Matangaji kini menjelma menjadi primadona baru dalam sektor wisata dan pengembangan potensi desa. Tak hanya menyimpan sejarah masa lampau yang kuat, desa ini juga memiliki kekayaan alam dan budaya yang terus digarap secara serius oleh pemerintah desa setempat. Nama Matangaji bukan sekadar nama biasa. Menurut catatan masyarakat setempat, desa ini ditemukan oleh salah satu pangeran atau sultan di masa lalu dalam perjalanannya menyusuri wilayah Cirebon. Ia singgah dan menamai daerah ini dengan sebutan Matangaji, nama yang terus bertahan hingga hari ini. Lebih dari itu, desa ini menyimpan 28 situs patilasan dan makam keramat, menjadikannya tujuan spiritual dan ziarah dari berbagai penjuru daerah. Secara administratif, Matangaji berada di Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, dengan luas wilayah mencapai 248,175 hektare. Letaknya yang strategis di kawasan dataran tinggi, tepat di jalur penghubung utama antara Sidawangi dan Mandirancan, menjadikan desa ini kaya akan panorama pegunungan dan udara segar yang menjadi daya tarik tersendiri. Kuwu Matangaji, Rusnadi, menyampaikan bahwa sejak awal kepemimpinannya, ia berkomitmen membangun desa ini menjadi kawasan mandiri dan maju. Salah satu fokus utamanya adalah mengembangkan potensi wisata alam. Salah satu buktinya adalah pembangunan kolam renang dengan pemandangan bukit-bukit hijau yang kini mampu menarik hingga 700 pengunjung per hari. “Semua pembangunan dilakukan secara bertahap, murni dari dana desa dan Pendapatan Asli Desa (PAD). Termasuk perbaikan jalan-jalan desa agar pengunjung nyaman dan akses mudah dijangkau,” ujar Rusnadi saat ditemui di kantor desa. Tak hanya wisata, Matangaji juga dikenal produktif dalam sektor pertanian dan peternakan. Desa ini menjadi sentra budidaya ikan konsumsi dan ikan hias seperti koi, serta dikenal sebagai penghasil padi yang jarang gagal panen. Inovasi demi inovasi terus dilakukan untuk mendorong peningkatan ekonomi warga. Dengan kekayaan sejarah, potensi wisata, serta letak geografis yang menguntungkan, Desa Matangaji perlahan menjelma menjadi ikon baru pariwisata dan desa mandiri di Kabupaten Cirebon. (Rico)
SUKABUMI, BIDIK-KASUSnews.com – Lima orang wisatawan asal kota hujan Bogor, Senin (7/4/2025) sekitar pukul 06.30 WIB terseret ganasnya ombak Karanghawu Kecamatan Cisolok Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, saat berenang di tepi pantai. Kelima korban tersebut masih berstatus pelajar. Mereka adalah Sukron Apriadi, Rifki, Akbar dan Daus berhasil diselamatkan Tim SAR gabungan yang terdiri dari Polairud Polres Sukabumi, Balawista dan relawan. Nahas, satu orang diantara keempat remaja terseret bernama Fatah diduga terseret jauh ke laut lepas dan hingga saat ini korban masih belum diketemukan. Salah seorang korban selamat Sukron menuturkan, mereka berlima tenggelam terseret ombak besar. “Alhamdulillah, kami berempat berhasil diselamatkan. Tapi teman kami Fatah, hingga saat ini belum ditemukan. Kami berharap Fatah bisa ditemukan dalam keadaan selamat,” ujarnya. Kasat Polairud Polres Sukabumi, AKP Nandang membenarkan kejadian itu. Menurutnya hingga saat ini tim gabungan dikerahkan untuk mencari korban yang hilang. “Benar, peristiwa itu terjadi tadi pagi. Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian. Semoga korban bisa ditemukan dalam keadaan selamat. Kami mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati saat berenang di pantai karena ombak besar bisa muncul tiba-tiba,” ujarnya. (DICKY)
SUKABUMI, BIDIK-KASUSnews.com – Kebijakan tarif masuk terbaru di objek wisata Pantai Minajaya, Kabupaten Sukabumi, menuai sorotan publik setelah seorang wisatawan membagikan pengalaman tak menyenangkan di media sosial. Ia mengaku harus membayar Rp72.000 untuk satu mobil berisi enam orang, karena sistem tarif kini berlaku per individu, bukan lagi per kendaraan. Dalam unggahan yang viral di Facebook, wisatawan lokal itu menyayangkan kebijakan tersebut. “Biasanya cukup bayar Rp25.000 per mobil. Sekarang malah dihitung per kepala. Jadi mahal banget!” tulisnya kecewa. Pihak pemerintah daerah melalui Kepala Dinas Pariwisata Sukabumi, Sendi Apriadi, memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan bahwa sistem tarif baru ini sudah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) No. 15 Tahun 2023. Perda tersebut menggantikan Perda sebelumnya yang menetapkan tarif berdasarkan kendaraan. Saat ini, pengunjung dikenakan tarif Rp12.000 untuk dewasa dan Rp7.000 untuk anak-anak, termasuk asuransi jiwa. “Kami memahami keresahan masyarakat. Kami akan melakukan evaluasi bersama DPRD. Tapi perlu diketahui, perubahan tarif harus melalui proses perubahan perda,” ujarnya, Jumat (4/4/2025). Sendi juga memastikan bahwa perbaikan infrastruktur dan fasilitas di Pantai Minajaya akan menjadi prioritas dalam rencana kerja 2024–2025, apalagi mengingat kondisi pasca bencana di kawasan tersebut. Di media sosial, reaksi netizen cukup beragam. Banyak yang mendukung keluhan wisatawan, namun ada pula yang memaklumi jika tarif digunakan untuk peningkatan layanan. Kini, publik menantikan langkah konkret dari pemerintah daerah untuk menjawab keresahan pengunjung setia Pantai Minajaya. Agar prospek pariwisata Kabupaten Sukabumi makin baik dan tidak dirusak dengan praktik-praktik pungli yang masih kerap terjadi. (DICKY)
Sukabumi,Bidik-Kasusnews.com – Suasana Pantai Minajaya di Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi, yang awalnya adem ayem tiba-tiba dibuat riuh kala sekelompok sapi masuk area wisata yang cukup terkenal tersebut. Para wisatawan kalangkabut atas kehadiran tamu tak diundang itu. Tak sedikit dari pengunjung yang berpindah tempat untuk menghindari sapi-sapi milik warga yang dibiarkan berkeliaran di luar kandang. Tapi ada juga warga yang mengabadikan kedatangan binatang mamalia itu. Salah seorang pengunjung Dendi sapan akrabnya King mengatakan, kehadiran rombongan sapi itu peristiwa yang langka terjadi. Karena pada umumnya menjadi sebuah kebiasaan warga pemilik ternak membiarkan ternak miliknya mencari makan sendiri. “Biasanya sih hewan itu tidak sampai masuk ke area wisata meski pun dilepasbebaskan para pemiliknya. Bagi sebagian besar pengunjung agak mengganggu tapi tidak membahayakan,” ujarnya, Rabu (2/4/2025). Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pengelola pantai Minajaya dan Pokdarwis Minajaya Beach dibantu warga setempat menggiring sapi-sapi itu keluar. Meski bersusah payah, akhirnya sekelompok ternak itu berhasil dievakuasi. “Alhamdulillah, kondisi kembali pulih dan terkendali. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Semoga ke depan kejadian ini tidak terulang kembali. Bagi warga setempat ini fenomena biasa tapi bagi warga pendatang ini agak mengganggu,” tandasnya. DICKY,S