BIDIK-KASUSNEWS.COM, TEMANGGUNG JAWA TENGAH -menjadi Tren Anak Muda Ketika Hari Libur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung mengintensifkan pantauan perkembangan jalur pendakian gunung dan mempersiapkan tim khusus untuk evakuasi pendaki. Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Temanggung Totok Nursetyanto mengatakan, pada musim libur sekolah diperkirakan akan ada peningkatan wisatawan untuk pendakian ke puncak gunung Sumbing, Sindoro dan Prahu. “Kami persiapkan tim khusus, yang bertugas evakuasi pendaki menuju ke bawah, yakni pendaki yang membutuhkan pertolongan,” katanya, Rabu (25/6/2025). Totok menyampaikan, BPBD terus berkomunikasi dengan pengelola jalur pendakian. Mereka juga diingatkan untuk terus menyampaikan aturan yang harus dipatuhi oleh pendaki selama berada di gunung. Dikemukakan, pendaki harus memastikan badan dalam kondisi fit, tidak menderita penyakit yang membahayakan, membawa peralatan safety, mendaftar di basecamp dan mematuhi aturan selama di pendakian, seperti turut menjaga lingkungan. “Berdasar komunikasi dengan sejumlah pengelola jalur pendakian, ada informasi peningkatan jumlah pendaki, baik di Sumbing, Sindoro dan Perahu,” lanjutnya. Totok meminta pada pengelola jalur pendakian untuk segera menghubungi BPBD, jika ada peristiwa kedaruratan untuk segera dilakukan pertolongan. Pada pendaki yang tidak mengetahui jalur, agar sebisa mungkin meminta pengelola membantu agar tidak tersesat. Pungkasnya. Juralis ( trm )

BIDIK-KASUSNEWS.COM TEMANGGUNG Kewaspadaan Terhadap Cuaca ekstrem Pemkap Menghimbau Agar Selau Waspada .yang saat ini melanda, khususnya di Kabupaten Temanggung menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Temanggung. Pemkab Temanggung melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyampaikan, bahwa kondisi cuaca saat ini memang sulit diprediksi dan berada di luar prakiraan normal. “Hingga saat ini, kami belum bisa memastikan sampai kapan cuaca ekstrem ini akan berlangsung. Namun, BMKG memperkirakan kondisi seperti ini berpotensi terjadi hingga tanggal 20–22 Mei 2025,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Temanggung, Totok Nursetyanto, Rabu (21/5/2025). Totok mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem, terutama banjir dan tanah longsor. Ia juga meminta agar masyarakat secara rutin membersihkan lingkungan dari sampah, mengingat banyak kejadian banjir yang disebabkan oleh aliran air yang tersumbat sampah. “Selama bulan Mei ini, kami mencatat sebanyak 45 kejadian bencana, didominasi oleh banjir dan tanah longsor. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat turun merata di seluruh kecamatan Temanggung kemarin selama kurang lebih lima jam,” jelasnya. Ia menyebutkan, wilayah yang masuk dalam kategori rawan bencana meliputi Temanggung, Parakan, Kaloran, Ngadirejo, Kranggan, Tembarak, Bejen, Candiroto, Tretep, dan Wonoboyo. “Khusus untuk wilayah tebing, kami sangat menyarankan warga agar segera mengungsi, jika melihat tanda-tanda tanah bergerak atau retakan,” tambah Totok. BPBD Temanggung terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan pemerintah desa, serta relawan untuk meminimalkan dampak dari cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. Kewaspadaan Terhadap Cuaca Ekstrem Cuaca ekstrem yang saat ini melanda, khususnya di Kabupaten Temanggung menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Temanggung. Pemkab Temanggung melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyampaikan, bahwa kondisi cuaca saat ini memang sulit diprediksi dan berada di luar prakiraan normal. “Hingga saat ini, kami belum bisa memastikan sampai kapan cuaca ekstrem ini akan berlangsung. Namun, BMKG memperkirakan kondisi seperti ini berpotensi terjadi hingga tanggal 20–22 Mei 2025,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Temanggung, Totok Nursetyanto, Rabu (21/5/2025). Totok mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem, terutama banjir dan tanah longsor. Ia juga meminta agar masyarakat secara rutin membersihkan lingkungan dari sampah, mengingat banyak kejadian banjir yang disebabkan oleh aliran air yang tersumbat sampah. “Selama bulan Mei ini, kami mencatat sebanyak 45 kejadian bencana, didominasi oleh banjir dan tanah longsor. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat turun merata di seluruh kecamatan Temanggung kemarin selama kurang lebih lima jam,” Tuturnya. Ia menyebutkan, wilayah yang masuk dalam kategori rawan bencana meliputi Temanggung, Parakan, Kaloran, Ngadirejo, Kranggan, Tembarak, Bejen, Candiroto, Tretep, dan Wonoboyo. “Khusus untuk wilayah tebing, kami sangat menyarankan warga agar segera mengungsi, jika melihat tanda-tanda tanah bergerak atau retakan,” tambah Totok. BPBD Temanggung terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan pemerintah desa, serta relawan untuk meminimalkan dampak dari cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. Pungkasnya. Jurnalis ( trimo )

SUKABUMI, BIDIK-KASUSNEWS.COM SUKABUMI- Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menggelar kegiatan sosialisasi dan simulasi masyarakat tangguh bencana. Kegiatan digelar dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN ) tahun 2025. Kegiatan berlangsung di Kantor Desa Cipeundeuy Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi, Selasa (29/4/2025) dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dipimipin Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena. Dia menyampaikan, sosialisasi ini merupakan kegiatan untuk mengedukasi masyarakat, agar mereka terlatih untuk melaksanakan evakuasi secara mandiri manakala sewaktu-waktu adanya terjadi bencana. “Kegiatan ini untuk mengedukasi masyarakat agar tidak tergantung kepada aparat baik kepada aparat keamanan, BPBD, dan aparat Desa, dalam upaya penyelamatan diri akibat adanya terjadi bencana alam,” ujarnya. Dia menambahkan, kegiatan sosialisasi dan simulasi masyarakat tangguh bencana kali ini melibatkan 30 orang pesert berasal dari perangkat Desa Cipeundeuy, terdiri dari, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, karang taruna, dan masyarakat . Masih kata Deden, kegiatan simulasi evakuasi mandiri bila terjadi adanya gempa bumi di wilayah Kabupaten Sukabumi seperti, gempa bumi, sunami, penggeseran tanah, banjir bandang, yang menimbulkan tanah longsor, termasuk ketika ada kebakaran. Mengacu pada dengan prosedur tetap penyelamatan ujarnya, maka sirene dibunyikan dan seluruh pegawai dari kantor BPBD dan pemerintah Desa, sejumlah peserta dan masyarakat berusaha keluar dari gedung untuk menuju titik kumpul yang telah ditentukan. Deden Sumpena selaku Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi sebelum pelaksanaan simulasi menyampaikan berdasarkan indek kerawanan bencana Indonesia tahun 2025. “Wilayah Kabupaten Sukabumi merupakan peringkat ke 3 di Provinsi Jawa Barat dan untuk tingkat nasional, dari segi kerawanan bencana peringkat ke 19, tegasnya. Bertindak sebagai narasumber, Rusli Abdul Azis dalam pemaparannya mengatakan, potensi bencana yang sebagian besar meruapakan faktor alam memang sulit untuk dihilangkan katanya. Namun kata dia, dengan peningkatan kapasitas baik dilingkungan Pemerintah daerah, masyarakat, dunia usaha dan pemangku kepentingan lainnya, diharapkan dapat mengurangi resiko bencana. Menurutnya, pengurangan resiko bencana dapat ditempuh melalui sejumlah langkah antara lain, memahami bahwa resiko bencana menjadi kepedulian seluruh lapisan dan lembaga/institusi maupun dunia usaha, memperkuat tata kelola resiko bencana. “Berinvestasi dalam pengurangan resiko bencana untuk ketangguhan dan meningkatkan kesiapsiagaan bencana berupa respon yang efektif untuk membangun kembali segi pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi secara lebih baik,” tandasnya. Usai acara Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi Deden Sumpena dan jajarannya mengadakan sesi Poto bersama dengan para para peserta yang mengikuti untuk mengetahui resiko yang ditimbulkan akibat bencana gempa yang terjadi, pungkasnya . Hadir dalam acara tersebut, Kasi trantib Kecamatan Surade,H. Rimbayana, S.IP, mewakili Camat Surade Unang Suryana yang berhalangan hadir, Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena,S.Pd.I.Kp.M.Si, beserta jajaran. Tampak hadir pula di tempat acara Kepala Desa Cipeundeuy Bakang Anwar As’Adi, Bhabinkamtibmas Desa Cipeundeuy Bripda Ardianto, Babinsa Desa Cipeundeuy Serka M, Soslihat, Tagana Kecamatan Surade, Ade Budiman,S.IP, Kacab PU Wilayah Jampangkulon Rudi AB, dan seluruh perangkat Desa Cipeundeuy dan masyarakat. DICKY, S

Majalengka, Bidik-kasusnews.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama Tim SAR Satuan Samapta Polres Majalengka menemukan jasad korban Rohaeni warga Blok Cipari RT 002 RW 008 Desa Garawastu Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka yang tenggelam di Sungai Cikeruh akhirnya pagi hari ini ditemukan, Senin (14/4/2025). Pencarian dilakukan untuk menemukan tubuh korban Rohaeni (25) yang dilaporkan hilang diduga terseret derasnya arus sungai saat melintasi sungai Cikeruh sekira jam 14.00 Wib setelah dari ladang Sawah miliknya. Kamis (10/4/2025). Tim gabungan BPBD dan TNI Polri Kabupaten Majalengka terdiri dari Satuan Samapta Polres Majalengka di Pimpin oleh Kapolsek Sukahaji AKP Erik Riskandar selama 3 (tiga) dari mulai kejadian hari Kamis tanggal 10 April 2025 hingga hari Sabtu 12 April 2025 jam 17.00 Wib sempat dihentikan dikarenakan debit air yang mulai tinggi dan dapat membahayakan keselamatan personil yang melaksanakan pencarian. “Korban ditemukan perbatasan Sungai Cikeruh Sukahaji – Jatiwangi berjarak 5KM dari lokasi tenggelamnya, pada Kamis pukul 06.30 WIB, selanjutnya petugas sudah menyerahkan jasad korban kepada pihak keluarga,” kata Kapolres Majalengka AKBP Willy Andrian melalui Kapolsek Sukahaji AKP Erik Riskandar. (14/4/2025). Kapolsek menambahkan, kronologis kejadian bermula saat pasangan suami istri, Sanen Komarudin (35) dan Rohaeni (25) sedang menggarap sawahnya sekira jam 14.00 Wib Rohaeni Istri dari Sanen pamit pulang duluan namun saat suaminya Pulang sekira Jam 17.30 Wib Istrinya tidak ada dirumah dicari kemana mana tetap tidak ada. Suami Korban bersama perangkat Desa dan warga terus berusaha mencari korban ke ladang sawah sampai ke Aliran Sungai Cikeruh diduga menurut keterangan Keluarga Korban bahwa Istri Korban saat melewati Sungai Cikeruh diduga korban hanyut terbawa derasan luapan air Cikeruh. “Kejadian itu langsung dilaporkan ke Polsek Sukahaji kemudian bersama Tim SAR dilakukan pencarian selam 3 hari,” ujarnya. Hingga sore ini Sabtu 12/4/2025 sampai jam 16.00 Wib dihentikan dikarenakan debit air yang mulai tinggi dan dapat membahayakan keselamatan personil yang melaksanakan pencarian. “Upaya pencarian korban lalu dilakukan kembali, namun jasadnya belum ditemukan, baru tadi sekitar pukul 06.30 WIB menerima laporan dari Warga saat sedang kerja di Sungai di Cikeruh wilayah Perbatasan Sukahaji – Jatiwangi kemudian dilaporkan ke pihak Polsek Sukahaji langsung melakukan Evakuasi, jasad korban ditemukan, sudah dalam keadaan meninggal dunia,” katanya. Asep Rusliman

Majalengka, Bidik-kasusnews.com – Tim gabungan TNI Polri Kabupaten Majalengka, dibantu Personel Polsek Sukahaji dan Koramil 1708/Sukahaji, melakukan penyisiran sepanjang Sungai Cikeruh Desa Garawastu Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Tim gabungan TNI Polri Kabupaten Majalengka terdiri dari Satuan Samapta Polres Majalengka di Pimpin oleh Kapolsek Sukahaji AKP Erik Riskandar Melakukan pencarian Korban yang diduga terhanyut di Sungai Cikeruh Desa Desa Garawastu Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Pencarian dilakukan untuk menemukan tubuh korban Rohaeni (25) yang dilaporkan hilang diduga terseret derasnya arus sungai saat melintasi sungai Cikeruh sekira jam 14.00 Wib setelah dari ladang Sawah miliknya. Kamis (10/4/2025). Kapolres Majalengka AKBP Willy Andrian melalui Kapolsek Sukahaji Polres Majalengka AKP Erik Riskandar mengatakan, selama pencarian, Tim dibagi menjadi beberapa kelompok dengan cara menyisir Sungai Cikeruh, Sabtu (12/4/2025). Kapolsek menambahkan, kronologis kejadian bermula saat pasangan suami istri, Sanen Komarudin (35) dan Rohaeni (25) sedang menggarap sawahnya sekira jam 14.00 Wib Rohaeni Istri dari Sanen pamit pulang duluan namun saat suaminya Pulang sekira Jam 17.30 Wib Istrinya tidak ada dirumah dicari kemana mana tetap tidak ada. Suami Korban bersama perangkat Desa dan warga terus berusaha mencari korban ke ladang sawah sampai ke Aliran Sungai Cikeruh diduga menurut keterangan Keluarga Korban bahwa Istri Korban saat melewati Sungai Cikeruh diduga korban hanyut terbawa derasan luapan air Cikeruh. “Kejadian itu langsung dilaporkan ke Polsek Sukahaji kemudian bersama Tim SAR dilakukan pencarian,” ujarnya. Hingga sore ini sampai jam 16.00 Wib dihentikan dikarenakan debit air yang mulai tinggi dan dapat membahayakan keselamatan personil yang melaksanakan pencarian. Hasil dari kordinasi dan konsolidasi dengan Pihak BPBD, Kecamatan Sindang dan Kepala Desa Garawastu serta pihak Keluarga bersepakat bahwa Proses Pencarian dihentikan. Jelas Kapolsek Sukahaji AKP Erik Riskandar. Asep Rusliman